Hari pertama Kim Tan di SMU Jeguk, membuat siswa-siswa
disana heboh. Mereka mengelilingi Kim Tan. Suasana semakin menegangkan saat Kim
Tan dan Young Do bertemu. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Tan menyapa
Young Do lebih dulu, dia bilang kalau dirinya merindukan Young Do dan meminta
Young Do tetap tenang karena dia tidak ingin melakukan apapun padanya. Young Do
mengucapkan selamat datang dan meminta Kim Tan menyapanya saja, karena kalau
tidak murid-murid yang lain akan terkejut.
Eun Sang yang tidak tahu dengan apa yang
terjadi, sedang berjalan sambil menatap ponselnya. Dia sedang serius mengetik
SMS untuk Chan Young, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau dia telah
berjalan menerobos kerumunan itu dan sudah berdiri diantara Kim Tan dan Young
Do. Saat Eun Sang mengetik SMS untuk mengabarkan keberadaannya disekolah pada
Chan Young, Eun Sang baru menyadari ada keanehan. Dia mengangkat pandangannya
dari ponselnya, dia tidak menyangka kalau semua mata tertuju padanya. Dia
menoleh kekanan dan kekiri, dia baru tahu kalau ada Kim Tan dan Young Do yang
menatapnya, tentunya dia juga melihat tatapan tidak suka dari Ra Hael, dan Bo
Na. Ye Sol dan Myung Soo juga pastinya memperhatikan Eun Sang. Termasuk Chan
Young yang terlihat cemas.
Young Do bersiul saat melihat Eun Sang dihadapannya, dia
merasa Eun Sang seperti hadiah liburan. Kim Tan tanpa basa-basi langsung
bertanya kenapa Eun Sang ke sekolah tidak memakai baju seragam, dan hali itu
membuat Young Do terkejut karena Young Do tak menyangka bahwa Kim Tan dan Eun
Sang sudah saling mengenal. Tak ingin melihat kebingungan temannya, Chan Young
langsung menarik tangan Eun Sang dan mengajaknya pergi dari situ. Melihat
kejadian itu, Bo Na langsung kesal, dia bilang Eun Sang sangat mengganggu, Ra
Hael yang mendengarnya langsung menyetujui ucapan Bo Na, lalu dia menghampiri
Young Do dan bertanya apa Young Do sudah selesai menyapa Kim Tan, saat Ra Hael
hendak menghampiri Kim Tan dan aka mengajak Tan pergi, Young Do menarik tangan
Ra Hael dengan kasar, sambil merangkul bahu Ra HAel, Young Do berkata “kami
masih bebicara, adik ku”, Ra Hael berusaha melepaskan diri dari Young Do tapi
dia tidak bisa karena cengkeraman Young Do sangat kuat. Young Do melanjutkan
ucapannya “kami tidak bisa mengakhiri perbincangan ini tanpa disertai pelukan
dan air mata”
Kim Tan :”aku tidak mengerti sebuah pelukan, tapi kau bisa
meminta padaku tentang air mata, karena aku akan membuatmu menangis”
Young Do :”lihat, ini mulai terasa menyenangkan, aku akan
lebih bersemangat setiap pagi ke sekolah”
Karena Young Do tidak melepaskan ‘rangkulan’nya pada Ra Hael
walaupun Ra Hael sudah meronta, Kim Tan akhirnya menarik Ra Hael ke sampingnya.
Ra Hael menatap Tan, dia terlhat tidak percaya akan sikap Kim Tan. Masih dengan
menatap tajam pada Young Do, Kim Tan berkata :”jika kau merasa khawatir, kau
seharusnya mempertimbangkan untuk pindah sekolah, karena aku tidak bisa pindah,
eomoni (ibuku) adalah kepala sekolah disini”. Young Do tersenyum mengejek
“oohh.. jadi kau mempunyai omma (ibu) dan eomoni? Haruskah aku pergi jauh
dihari pertama? Aku hanya senang melihatmu lagi, jadi mari kita tetap saling
berteman”. Young Do pergi, diikuti oleh Myung Soo. Kim Tan menghela nafas, dia
berusaha menahan amarahnya. Ra HAel mengajak Kim Tan ke suatu tempat untuk bicara,
kerumunan pun bubar saat Kim Tan pergi. Hyo Sin yang melihat semua kejadian
tadi dari atap hanya bisa tersenyum.
Tinggal Bo Na dan temannya, Kang Ye Sol yang masih
memperhatikan kepergian Kim Tan dan Ra Hael.
Ye Sol :”jadi dia Kim Tan yang terkenal jahat itu? Aku
dengar dia lebih jahat daripada Young Do, But he’s hot ! (wkwkwk Ye Sol ini
saat SMP tidak satu sekolah dengan Tan, Young Do, Ra Hael dan Myung Soo)
Bo Na :”itulah mengapa dia jahat seperti iblis, dia mengganggu
orang dengan wajah tampannya” (LOL)
Ye Sol :”bagaimana kau bisa tau?”
Bo Na :”si brengsek itu, cinta pertamaku” (double LOL karen
ekspresi Bo Na seperti sedang mengenang masa lalunya bersama Tan)
Ye Sol :”benarkah? Kau pernah berpacaran dengannya?
Bagaimana bisa semuanya terjadi diwaktu yang sama?”
Beralih ke Ra Hael dan Tan, Ra Hael berkata kalau seharusnya
dia mentraktir Myung Soo, karena jika dia tidak menyebarkan berita tentang
kedatangan Kim Tan, maka dai akan terlihat seperti orang bodoh yang tidak tau
kedatangan Kim Tan seperti yang lain, padahal dia adalah tunanngannya. Dengan
cuek Kim Tan berkata, berikan saja Myung Soo sesuatu. Ra Hael tentu saja kesal
(yesss… :D).
Ra Hael :”dia (Eun Sang) pindah ke sekolah ini, apa ini ada
hubungannya dengan mu ?”
Kim Tan :”ini tidak ada hubungannya denganku, karena ibuku
yang menandatangani surat kepindahannya”
Ra Hael :”maksudku, apa kau yang menginginkan ini terjadi?”
Kim Tan :”sejak kapan pendapatku didengar oleh keluargaku?
Aku bertunangan tanpa persetujuanku, Cha Eun Sang pun pindah kesekolah ini
tidak ada hubungannya denganku”
Ra Hael :”baiklah, sekarang kita bicara tentang kita saja”
Kim Tan :”dari tadi, kita sudah membicarakan tentang kita”
Huuufftth.. perkataan Tan selalu menohok Ra Hel. Kim Tan
pergi meninggalkan Ra Hael yang pastinya terluka.
Chan Young menegur Eun Sang, seharusnya Eun Sang
menghubunginya, jadi mereka bisa berangkat sekolah bersama. Eun Sang juga
menegur Chan Young karena tidak memberitau kalau sebenarnya Kim Tan adalah
putra dari pemilik Jeguk Group.
Chan Young :”jadi, kau sudah tau”
Eun Sang :”kau seharusnya memberitau ku lebih dulu”
Chan Young :”jika akau memberitaumu, apa kau akan pindah
dari rumah nya?”
Eun Sang tak dapat menjawab. Chan Young
menjelaskan, itulah sebabnya kenapa dia tidak mengatakannya pada Eun Sang.
Dibandingkan dengan apa yang akan Eun Sang hadapi disekolah,
siapa sebenarnya Kim Tan itu tidaklah penting. Dengan serius Chan Young bilang
dia akan memberitaukan apa yang paling penting. Eun Sang jadi merasa Chan Young
sedang menakut-nakutinya karena Chan Young terlihat sangat serius. Chan Young
meminta Eun Sang untuk mendengarkannya baik-baik, bahwa disekolah ini terdapat
hierarki/level/kasta yang ketat. Eun Sang bingung “hierarki??”.
Chan Young menjelaskan, kelas pertama, kelompok suksesi
manajemen, dengan kata lain anak-anak dari keluarga konglomerat, seperti Young
Do dan Ra Hael. Kelas kedua, kelompok pewaris saham, mereka tidak ikut serta
dalam manajemen, tapi mereka adalah pemegang saham utama, seperti Lee Bo Na.
Kelas ketiga, kelompok pewaris kehormatan, anak-anak dari para mentri,
politikus, jaksa, pemilik kantor firma hukum dan sebagainya, seperti Myung Soo
dan Hyo Sin. Dan kelas keempat atau kelas paling rendah adalah kelompok
kesejahteraan social seperti Chan Young dan Eun Sang. Eun Sang heran “kelompok
kesejahteraan social?” chan Young membenarkan, itu adalah anak-anak yang
mendapatkan beasiswa. Eun Sang masih bingung, menurutnya dia memang pantas
menjadi kelas rendah, tapi Chan Young tidak. Chan Young menjelaskan kalau anak
seorang sekretaris seperti dia, dalam system kasta termasuk shudra, seorang
petani tidak tersentuh. Eun Sang berpikir, kalau Chan Young saja termasuk seorang yang tidak
tersentuh, bagaimana dengan dia. Eun Sang pun mulai ragu apa dia sanggup
bertahan disini. Cahn Young menenagkan, setidaknya Eun Sang mempunyai seseorang
disisinya, tidak seperti anak-anak lain yang sendirian seperti Chan Young dulu.
Dari wajah Eun Sang dan Chan Young terlihat cemas dengan beban yang harus
dihadapi. Ponsel Chan Young berbunyi, dia mendapat SMS. Chan Young melirik dan
berkata pada Eun Sang “hay anak baru, jau dipanggil kekantor guru. Omong-omong,
aku adalah ketus kelas, kau bisa bertanya padaku, jika kau membutuhkan
informasi”. Eun Sang berterima kaasih
dan mengajukan pertanyaan pertamanya, dimana letak kantor guru.
Eun Sang tiba
dikantor guru. Setelah Eun Sang duduk, guru menjelaskan bahwa Eun Sang bisa
mengikuti mata pelajaran yang sudah ada dan Eun Sang bisa mengatur jadwalnya
sendiri seperti system kuliah. Lalu gurunya memberikan formulir data siswa.
Saat mengisi data orangtua, Eun Sang terlihat ragu, dia kemudian menuliskan ibu
rumah tangga untuk pekerjaan ibunya. Guru nya yang memperhatikan Eun Sang dari
tadi berkata “kudengar pekerjaan ibu mu adalah pelayan rumah tangga, karena
itulah kau dibebaskan dari biaya sekolah” (ko tatapan gurunya kaya merendahkan
ya -_-) Eun Sang merasa tidak nyaman dengan perkataan gurunya itu, dia pun
menjawab kalau ibunya juga seorang ibu rumah tangga. “umm..oke” kata guru. Lalu
gurunya mengajak Eun Sang ke kelas. Kebetulan guru itu akan mengisi pelajaran
kelas pertama Eun Sang hari ini.
Ternyata ada Joon
Young (anak yang waktu di bully oleh Young Do di episode 1) diruang guru itu
yang mendengar pembicaraan Eun Sang dan guru. Dia terlihat bersimpati saat tau
kondisi Eun Sang.
Dikelas hari ini, Eun Sang satu kelas dengan Young Do, Kim
Tan, Joon Young dan Ye Sol. Eun Sang berdiri di depan kelas. Gurunya
memperkenalkan kepada murid lain bahwa Eun Sang adalah murid yang baru saja
pindah dan meminta Eun Sang untuk memperkenalkan diri. Mungkin karena murid
disini tidak terbiasa bicara dengan bahasa formal, mereka menertawakan Eun Sang
saat memulai perkenalan, kecuali Kim Tan dan Young Do. Menyadari hal itu, ia
mengulangi perkenalannya dengan mengganti gaya bicaranya. Dalam perkenalannya
Eun Sang mengatakan bahwa dia adalah murid biasa dan rata-rata dalam setiap
aspek. Dia juga bisa melakukan sesuatu sendiri, jadi dia tidak mengharapkan
perhatian atau bantuan yang terlalu banyak dari teman-temannya. Gurunya
menyuruh Eun Sang duduk, tapi ada seorang murid yang mengangkat tangan dan
bertanya apa alasan Eun Sang pindah kesini. Eun Sang kebingungan harus menjawab
apa, semua murid menatap dan menunggu jawaban Eun Sang, termasuk Young Do
terlihat ingin tahu. Tapi ada satu murid yang menunjuk tangan dan mengalihkan
perhatian. Yup.. Kim Tan mengangkat tangan dan berseru “ada murid pindahan juga
disini”, gurunya mengatakan kalau tak ada satupun murid disini yang tidak tahu
Kim Tan. Kim Tan beralasan kalau formalitas tidak bisa diabaikan, lalu dia maju
kedepan dan meminta Eun Sang minggir karena sekarang adalah gilirannya. Kim Tan
menatap Eun Sang dengan dingin, dia memang sengaja berpura-pura tidak mengenal
Eun Sang, dan mungkin inilah yang menyebabkan Kim Tan terlihat cemas saat Eun
Sang masuk kelas tadi. Melihat sikap Kim Tan, Young Do tahu bahwa Kim Tan
sedang melindungi Eun Sang.
Eun Sang beranjak ke tempat duduknya yang berada dibelakang
Joon Young dan tepat dihadapan Ye Sol. Ye Sol melihat Eun Sang dengan tatapan
sinis. Sepertinya Ye Sol menyukai Young Do, karena dia menoleh pada Young Do
dan tersenyum. Tapi, senyumnya langsung hilang saat melihat Young Do yang tak
berkedip memandangi Eun Sang.
Kim Tan memperkenalkan diri “Aku Kim Tan, kalian tidak akan
tau sekolahku yang dulu walaupun aku menyebutkannya. Aku baru kembali dari
Amerika, aku juga ingin menikmati sekolah seperti murid biasa dan tanpa masah,
mohon kerjasamanya”. Kim Tan menyebutkan kata kerjasama itu sambil menatap
tajam pada Young Do, yang balas menatap Kim Tan, sementara Joon Young menoleh
kebelakang dengan ragu-ragu, dia khawatir dengan nasib Eun Sang. Huuufftthh…
baru perkenalan aja, sekolah ini sudah memperlihatkan kekejamannya.
Nyonya Han berjalan dilorong rumah nya sambil
memanggil-manggil ibu Eun Sang. Nyonya Han masuk kekamar mandi dan dia sangat
terkejut karena mendapati ibu Eun Sang yang sedang membersihkan bath-tub dengan
berpakaian minim ala Jeon Do Yeon dalam film Housemaid. Nyonya Han bertanya
mengapa ibu Eun Sang berpakaian seperti itu saat bersih-bersih. Ibu Eun Sang
menjawab dengan menuliskan “untuk merubah suasana hati”. LOL.. hahahah.
Nyonya Han :”bagaimana dengan mood ku? Apa kau sedang merasa
menjadi bintang film? Dari semua film, mengapa film itu yang kau pilih?”
Ibu Eun Sang menunduk. Nyonya Han menghela nafas, kemudian
dia menanyakan apa ibu Eun Sang melihat bajunya, blus krem yang hanya ada 2 di
Korea dan hanya dimilki oleh nyonya Han dan Jeon Ji Hyun (double LOL). Ibu Eun Sang menulis “Dry Cleaning Only”
(triple LOL, wahahaha). Nyonya Han kecewa, karena dia merasa tidak percaya diri
kalau tidak memakai baju itu.
Nyonya Han mengunjungi galeri lukisan milik nyonya Jung. Dia
melihat satu lukisan dan berkomentar meremehkan “apa dia mengerti seni?”. Dia
tersenyum saat melihat nyonya Jung datang menghampirinya.
Nyonya Jung marah-marah :”apa kau gila? Kau pikir kau sedang
berada dimana?”
Nyonya Han :”aku disini sebagai orang tua yang bersemangat ingin
melihat kepala sekolah anaknya”
Nyonya Jung :”bersemangat apa?”
Nyonya Han :”ini adalah hari pertama Tan bersekolah, pasti
terjadi keributan”
Nyonya Jung :”apa kau kehilangan pikiranmu? Aku sudah
menjadikan mu nyonya dirumah, jadi tinggallah dirumah! Kenapa kau berkeliaran
diluar? Apa kau tidak tau bahwa kita berdua tidak boleh terlihat bersama?”
Nyonya Han :” apa aku tidak boleh menikmati udara segar?
Memangnya siapa aku? Rapunzel?” (heuheuheu..)
Nyonya Jung :”pergilah ke sungai Han jika ingin menikmati
udara segar, kau harus tau dimana tempatmu, ini galeri seni!”
Nyonya Han mencibir, dia menyindir kalau dia pergi ke sungai
Han, mungkin akan ada seseorang yang mendorongnya, jadi dia tidak bisa pergi
kesana. Nyonya Jung kesal, dia hendak menampar nyonya Han lagi, nyonya Han
mundur dan menunjukan bahwa dia mempunyai surat dokter yang akan dia gunakan
untuk menuntut nyonya Han merebut surat dokter itu dari tangan nyonya Han dan
membacanya. Disitu tertulis depresi, cepat panic dan takut jika berhadapan
dengan orang/anthrophobia.
Nyonya Jung :”bicara tentang anthrophobia, apa aku bukan
orang?”
Nyonya Han :”secara teknis bukan, kau harus tinggi 168 cm
untuk bisa dipanggil orang” (wuiihh mentang-mentang nyonya Jung pendek yak)
Nyonya Jung :”lalu apa achropobia akan ada jika seseorang
tidak dapat menuntut? Tuntut saja aku, kau tidak akan mendapatkan achropobia,
pastikan kau melakukan itu, ok? Pergilah! ”
Nyonya Han :”apa kau pikir aku tidak akan melakukannya? Jika
aku tidak menuntutmu, aku akan memukulmu”
Nyonya Jung bertambah
marah, dia melemparkan surat dokter itu ke wajah nyonya Han dan mengusirnya.
![]() | |
Aaahh.. cara ngetuk pintunya aja keren :D |
Di studio broadcasting, Hyo Sin sedang menulis pengumuman
untuk merekrut anggota baru yang mau menjadi program director atau produser.
Kim Tan datang, dia masuk kemudian mengetuk pintu (hehe.. ini kebiasaan Kim
Tan, saat Eun Sang menginap dirumah Kim Tan yang di Amerika, dia pernah masuk
kamar Eun Sang, masuk dulu baru mengetuk pintu *just info untuk yang belum
membaca episode 2). Hyo Sin menegur Kim Tan, kenapa juga Kim Tan harus
repot-repot mengetuk pintu. Kim Tan meminta Hyo Sin untuk bersikap ramah
padanya, atau setidaknya Hyo Sin berdiri untuk menyambutnya karena mereka sudah
tidak lama bertemu.
Hyo Sin berdiri, dia tersenyum mengejek dan merentangkan
tangannya “kenapa? Apa kau ingin aku peluk?’ Kim Tan menghindar.
Kim Tan :”apa semua baik-baik saja? Apa kau masih pintar?”
Hyo Sin :”tentu saja, apa kau kembali untuk tinggal disini?
Kim Tan :”aku sedang memakai seragam, jadi tentu saja aku
kembali untuk tinggal, studio ini cukup besar untuk ukuran SMU”
Hyo Sin :”ini semua berkat kekayaan ayahmu”
Hyo Sin menawarkan
apa Kim Tan berminat menjadi Produser. Tapi Kim Tan dengan PD nya mengatakan
bahwa wajahnya terlalu tampan untuk menjadi seorang produser. Tiba-tiba Bo Na
masuk, tapi langsung berbalik saat melihat Kim Tan. Kim Tan menyapa Bo Na
dengan menanyakan kabarnya. Bo Na menjawab dengan sinis dan hanya menoleh sedikit.
Kim Tan bertanya lagi dimana Chan Young sekarang, Bo Na berteriak kalau Chan
Young tidak salah apa-apa lalu dia keluar dengan membanting pintu. Kim Tan
bingung, memangnya dia juga salah apa.
Ternyata Bo Na
mengira Kim Tan akan berkelahi dengan Chan Young untuk merebutkan dirinya,
qiqiqi. Bo Na mengungkapkan kekhawatirannya (atau kepedeannya? Wkwk) itu pada
Ye Sol. Ye Sol acuh tak acuh mendengar Bo Na nyerocos dalam bahasa
Inggris “I mean, why did he show up? I just wanted to put everything behind us
because past is just past. Gosh, I hate him so much but he’s so hot” (he’s so
hot? I am agree with you, Le Bo Na.. wkwkwk *abaikan). Tapi sayangnya Ye Sol
tidak setuju, menurut dia Young Do kelihatan lebih keren saat mereka bertemu
tadi. Bo Na hendak protes, tapi Myung Soo datang, dia menanyakan pada Bo Na dan
Ye Sol tentang anak baru di sekolah mereka. Myung Soo merasa tidak asing dengannya.
Ye Sol komentar, mungkin Myung Soo pernah melihat murid baru itu di club. Eun
Sang kebetulan datang hendak mencari lokernya, Myung Soo memanggilnya “hey,
anak baru”. Myung Soo bertanya apa Eun Sang masih ingat namanya si mata air
segar di Jeguk. Eun Sang tak perlu repot-repot mengingat nama Myung Soo, dia
cukup melihat name tag yang menempel diseragam. Eun Sang menjawab “Jo Myung
Soo”. Myung Soo langsung memuji kepintaran Eun Sang yang masih ingat namanya (duuhh Myung Soo).
Myung Soo juga bangga kalau dia tau nama Eun Sang, lalu dia menanyakan anak
seperti apa Eun Sang itu. Eun Sang tidak mengerti maksudnya. Myung Soo
menjelaskan kalau ada murid yang muncul tiba-tiba, hanya ada dua kemungkinan,
dari kelompok kesejahteraan social atau new money alias orang kaya baru. Eun
Sang bingung lagi harus menjawab apa, dia melirik pada Bo Na, tapi Bo Na malah
menyuruh Eun Sang menjawabnya sendiri.
Ra Hael yang sejak tadi berada didekat mereka heran saat tau
Bo Na mengenal Eun Sang. Bo Na bilang dia tidak akan memberitaukan siapa Eun
Sang kepada Ra Hael karena Ra Hael juga tidak memberitau soal kedatangan Kim
Tan. Ye Sol juga tak kalah heran, Eun Sang baru saja pindah tapi Kim Tan, Young
Do, Bo Na dan Chan Young sudah mengenalnya, Ra Hael juga sangat membenci Eun
Sang. Ye Sol mengulang pertanyaan Myung Soo, siapa sebenarnya Eun Sang ini.
Lagi-lagi Eun Sang kebingungan. Tiga pasang mata menatapnya, penasaran dengan
jawaban Eun Sang. Namun, rasa pensaran mereka terjawab dengan teriakan dari
seseorang yang memanggil Eun Sang “new money”. Yaa.. sekali lagi Kim Tan
menyelamatkan Eun Sang dengan memberitaukan kepada yang lain bahwa Eun Sang
adalah orang kaya baru. Myung Soo langsung percaya pada Kim Tan, karena melihat
penampilan Eun Sang yang terlihat biasa, Myung Soo merasa Eun Sang belum tau
cara menghabiskan uang. Bo Na mencibir, dia tidak setuju dengan sebutan itu.
Kim Tan kemudian menyuruh Eun Sang untuk berjalan mengikutinya. Kim Tan
berjalan lebih dulu, dia menyangka Eun Sang mengikutinya, tapi ketika berbalik,
Eun Sang malah berjalan berlawanan arah meninggalkan Kim Tan. Kim Tan hanya
bisa memandang Eun Sang tak percaya.
Eun Sang memilih berjalan sendiri dihalaman sekolah. Dia
berjalan di jembatan. Young Do juga sedang sendiri disitu. dia melihat Eu Sang
yang berjalan sambil melamun. Young Do dengan sengaja menjulurkan kakinya,
sehingga Eun Sang tersandung dan hampir terjatuh. Yup, Eun Sang hanya hampir
terjatuh, karena walaupun Young Do yang membuat EUn Sang tersandung, tapi Young
Do juga lah yang dengan sigap memegang tangan Eun Sang agar tidak terjatuh.
Young Do tersenyum :”kau tidak apa-apa?”
Eun Sang :”kau yang membuatku tersandung!”
Young Do mengaku bahwa dia memang sengaja membuat EUn Sang
terjatuh agar bisa memegang tangan Eun Sang. Eun Sang langsung menarik
tangannya dan berkata kalu Young Do aneh.
Young Do :”hanya aneh? Tidak menakutkan?”
Eun Sang :”kenap aku harus takut padamu?”
Young Do (wajahnya mulai berubah menjadi serius) :”karena
aku akan membuatmu tersandung lagi dan lagi. Biarkan aku memberimu pertanyaan
lain. Kau harus menjawabnya kali ini. Apa hubunganmu dengan Kim Tan?”
Eun Sang :”jika kau tertarik padanya, kenapa kau tidak
bertanya langsung padanya?”
Young Do :”oh, aku lupa memberitau mu, mulai hari ini kau
adalah milk ku”
Eun Sang tidak mengerti. Young Do menjelaskan kalau EUn Sang
akan menjadi “shuttle” atau orang yang akan dia bully, Young Do menanyakan lagi
bagaimana EUn Sang bisa mengenal Kim Tan. Kim Tan datang dan berkata “apa
urusanmu dia mengenalku atau tidak, tanyakan saja padaku langsung”. Kim Tan beralih
pada Eun Sang, dia bertanya kenapa Eun Sang malah pergi padahal tadi Kim Tan
bilang kalau mereka perlu bicara. Kim Tan meminta Eun Sang untuk tidak
menghindar lagi dan menyuruh Eun Sang pergi lebih dulu. Setelah Eun Sang pergi,
Young Do berkata kalau dia hanya ngin berteman dengan Eun Sang tapi Kim Tan
malah ikut campur. Kim Tan membalas : “kau lebih baik tidak punya teman, kenapa
harus repot-repot berteman jika nanti kau akan menyingkirkannya. Kim Tan pun
pergi menyusul Eun Sang dan meninggalkan Young Do yang terlihat kesal.
Eun Sang dan Kim Tan bicara. Eun Sang membelakangi Kim Tan.
Kim Tan :”apa kau akan terus menghindariku?”
Eun Sang :”bagaimana bisa? Bahkan saat aku pulang pun kau
ada disana”
Kim Tan :”aku tidak sengaja menyembunyikan itu (identitas Eun
Sang)”
Eun Sang :”hal itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa semua
itu sulit untuk ku”
Kim Tan :”apa kau menangis?”
Eun Sang berbalik menghadap Kim Tan :”bisakah kau
mendukungku dengan berpura-pura tidak mengenalku? Aku sungguh-sungguh ingin
lulus dari sekolah ini dan membutuhkan ijazah dari sini. Tapi, baru hari
pertama saja aku sudah mengalami hal yang buruk. Apa yang kau pikirkan saat kau
menjadikan ku orang kaya baru?”
Kim Tan :’kau tidak suka menjadi orang kaya baru? Haruskah
aku menjadikanmu chaebol (keturunan orang kaya/konglomerat:?”
Eun Sang :”aku sedang serius saat ini”
Kim Tan :”apa kau pikir aku bercanda? Aku hanya ingin
membuat kehidupan sekolahmu normal”
Eun Sang :”apa menjadi orang kaya baru itu disebut normal?
Jika mereka mengetahui yang sebenarnya…”
Kim Tan :’tinggallah disisiku, jika kau berada disisiku,
tidak akan terjadi apa-apa. Dan jangan dekat-dekat dengan Choi Young Do”
Eun Sang :”tidak, alasan Choi Young Do bicara padaku dan
alasan para gadis menatap tidak suka padaku adalah karena kau. Mereka pun
memperhatikan pembicaraan kita sekarang, jadi bukan Choi Young Do yang harus
kuhindari, tapi kau”
Eun Sang pergi meninggalkan kim Tan yang terlihat kecewa.
Kim Tan menelepon Chan Young dan mengajaknya bertemu sepulang sekolah.
Kim Tan menemui Chan Young ditempat yang biasa digunakan
Myung Soo dan kawan-kawan berkumpul. Kim Tan menanyakn tempat apa ini. Chan
young menjelaskan kalau ini studio a.k.a tempat nongkrongnya Myung Soo. Kim Tan
baru tahu kalau Myung Soo suka nongkrong selain di club. Kim Tan bertanya apa
yang sedang Chan Young lakukan. Chan young bilang kalau dia sedang memparbaiki
komputernya Myung Soo.
Kim Tan :”kau mengerti computer?”
Chan Young :”lumayan, lalu ada perlu apa kau menemuiku?”
Kim Tan :”apa kau tau kalau Eun Sang tinggal dirumahku?”
Chan Young :”eun Sang juga tau kalau dia tinggal dirumahmu”
Kim Tan meminta Chan Young untuk tidak mengatakan pada murid
lain soal Eun Sang yang mendapat beasiswa atau tentang hubungan Kim Tan dan Eun
Sang dan juga semua identitas Eun Sang. Chan Young merasa tersinggung karena
dia sudah berteman selama sepuluh tahun dengan Eun Sang jadi tanpa diminta pun,
Chan Young akan melakukannya lebih dulu. Kim Tan mambalas :”teman berpotensi
menjadi musuh karena mereka terlalu banyak tau satu sama lain, itulah dunia
yang aku alami”
Tiba-tiba Bo Na masuk, melihat Kim Tan dan Chan Young yang
terlihat sedang berbicara serius, Bo na langsung pura-pura menelepon temannya
dan cepat-cepat keluar lagi. Hal itu membuat Chan Young tersenyum geli. Kim Tan
berkomentar kalau Bo Na sepertinya belum bisa melupakannya. Chan Young
menyindir “apa orang-orang menghindari truck sampah karena mereka tidak bisa
melupakannya?”Kim Tan :”apa? Truck sampah?” (hehehe.. Chan Young cara bicaranya
mirip sekretaris Yoon).
Eun Sang pulang dan masuk kekamarnya. Dia langsung menuju
meja belajarnya dan membuka buku tanpa menyapa ibunya. Ibu Eun Sang
menghampirinya dan menanyakan bagaimana hari pertama EUn Sang disekolah. Tapi
Eun Sang malah mengajak ibunya keluar dari rumah ini dan berusaha mendapatkan
pinjaman. Ibu Eun Sang meminta EUn Sang untuk bersekolah saja dan jengan
berbicara yang tidak-tidak. Eun Sang tidak peduli soal sekolah dan tetap
tmengajak ibunya meninggalkan kamarnya yang sempit yang membuatnya merasa
seperti buronan. Eun Sang akan berusaha mendapatkan dua pekerjaan paruh waktu
lagi agar bisa membayar sewa rumah. Ibu memperingatkan Eun Sang untuk tidak
berpikir dan bermimpi tentang hal itu, karena selama ini ibunya sudah mencoba
bekerja di restaurant tapi selalu dipecat sebelum tiga bulan karena dia bisu.
tidak ada yang mau menerima ibu nya karena dia tidak bisa bicara.
Eun Sang putus asa :”apa itu salahku jika ibu tidak bisa
bicara?”
ibu Eun Sang :”lalu, apa ini salah ibu juga?”
ibu Eun Sang :”lalu, apa ini salah ibu juga?”
Eun Sang mulai menangis dan merasa ini tidak adil. Mengapa
mereka harus hidup seperti ini tanpa masa depan. Ibu Eun Sang juga hanya bisa
termenung sedih.
Tan sedang
mondar-mandir digudang anggur, dia tampak memikirkan sesuatu. Merasa ada yang
datang, dia cepat-cepat sembunyi. Eun sang masuk sambil membawa netbook.
Setelah duduk ditempat biasa dan memutar music dari netbooknya, dia mencoba
mencari diinternet soal seragam jeguk bekas. Tapi tidak ada yang menjualnya.
Eun Sang merasa sedih, dia termenung sambil mendengarkan music, tidak tau apa
yang harus dilakukannya. Tan yang ada dibalik rak, merasakan kesedihan Eun
Sang.
Tan memutuskan untuk mengirim SMS pada Eun Sang. Tan menulis
“bisakah aku menemuimu sebentar?” Eun Sang membalas “kau ada dimana”. Kim Tan
tiba-tiba melongokan kepalanya sambil berkata “disini” dan tentu saja membuat
Eun Sang berteriak kaget.
Eun Sang :”kenapa kau bersembunyi? Kau membuat ku takut”
Kim Tan :”kau lah yang lambat menyadarainya, apa kau tidak
melihat lingkaran cahaya disana?”
Eun Sang :”sudah berapa lama kau disana? Apa kau pernah
melakukan ini sebelumnya?”
Kim Tan :”kenapa kau bertanya? Tentu saja pernah”
Eun Sang :”kapan?”
Kim Tan :”kenapa? Apa kau melakukan sesuatu yang dilarang?”
Kim Tan memegang tangan Eun Sang dan mendekatkan ke hidungnya. Kim Tan berkata kalau Eun Sang tidak merokok, apa Eun Sang membicarakan Kim Tan dibelakangnya. Eun Sang terlihat gugup dan cepat-cepat menarik tangannya. Eun Sang meminta Kim Tan pergi, tapi Kim Tan malah meminta Eun Sang untuk makan siang bersamanya saat disekolah besok. Eun Sang bilang apa Kim Tan tidak mendengar perkataannya tadi, Eun Sang akan merasa lebih baik jika Kim Tan bisa bekerja sama. “kalau begitu pindah saja lagi ke sekolah lamamu atau berpura-pura menjadi ‘new money’ sampai kau lulus dan tetaplah berada didekatku” ujar Kim Tan. Eun Sang ingin protes, tapi Kim Tan menegaskan untuk tetap makan siang bersamanya besok.
Keesokan harinya saat makan siang, eun Sang duduk disalah
satu meja yang kosong sambil mendengarkan earphone. Joon Young menghampiri EUn
Sang dan mengusir Eun Sang karena ini adalah tempatnya. Eun Sang melepaskan
Earphonenya. Dia tidak mau pindah karena dimeja ini tidak tertlis nama Joon
Young. Eun Sang hendak memasangkan earphonenya lagi, tapi Joon Young tahu kalu
Eun Sang sebenarnya sedang tidak mendengarkan music. Eun Sang bertanya,
bagaimana joon Young bisa tau, joon Young meminta Eun Sang mengecilkan
suaranya. Joon Young berbicara pelan, dia bilang murid yang lain memang mengira
Eun Sang adalah orang kaya baru, tapi Joon Young tau yang sebenarnya karena dia
mendengar saat Eun Sang di kantor guru. Joon Young juga tau pekerjaan ibu Eun
Sang, jadi dia memperingatkan Eun Sang untuk tidak mengungkapkan identitas EUn
Sang sendiri karena ditempat ini tidak ada yang peduli dengan hati nurani.
Mereka hanya tertarik jika EUn Sang menderita karena ditindas. Joon Young
berharap Eun Sang bisa bertahan, walaupun dia sendiri tidak bisa melakukan itu,
karena sebentar lagi Joon Young akan segera pindah sekolah dari sini.
Young Do dan konconya (2 orang yang sama yang mem-bully Joon
Young di episode 1). Joon Young langsung mendorong Eun Sang dan berpura-pura
bertindak kasar dengan mengusir Eun Sang. 2 teman Young Do langsung menghampiri
Joon Young dengen berada di sisi kanan dan kirinya, keduanya mendudukan Joon
Young dengan paksa. Sementara Young Do duduk dihadapan Joon Young. Eun Sang
yang masih berdiri dekat meja, melihat mereka mulai mem_bully Joon Young. Salah
satu dari mereka bertanya apa Eun Sang butuh sesuatu atau ingin makan bersama
mereka, Young Do tersenyum dan bilang kalau Young Do tidak keberatan Eun Sang
gabung bersama mereka. Awalnya EUn Sang berbalik, berlagak cuek, namun baru
saja berjalan beberapa langkah EUn Sang mendengar mereka melempari Joon Young
dengan kacang dan kentang. Eun Sang berbalik dan menegur apa yang sedang mereka
lakukan. Tapi sebelum Eun Sang menghampiri mereka, Kim Tan muncul dan menarik
tangan EUn Sang. Kim Tan mengingatkan Eun Sang kalau dia sudah bilang Eun Sang
harus makan bersamanya. Eun Sang menolak, dia berusaha melepaskan diri. Young
Do memperhatikan mereka berdua.
Kim Tan mendudukan Eun Sang disalah satu meja dan bertanya
apa Eun Sang ingin makan bersama mereka. Kim Tan meminta Eun Sang untuk makan
saja jika dia ingin menyelesaikan sekolah tanpa masalah. Eun Sang bertanya apa
itu alasan engapa Kim Tan ingin makan bersamanya. Kim Tan membenarkan,
seharusnya Eun Sang mendengarkan dia. Eun Sang heran, bagaimana Kim Tan bisa
tau hal ini padahal Kim Tan juga anak baru disini. Kim Tan menghela nafas dan
mengaku kalau sebenarnya dia yang memulainya sewaktu masih sekolah disini, Dulu
Kim Tan adalah salah satu dari mereka. Sekarang Kim Tan menyesali perbuatannya
itu. Eun Sang masih terkejut dengan yang baru saja doa dengar, tiba-tiba Young
Do datang meletakan piring disebelah Eun Sang, Young Do duduk sambil melihat ke
arah Joon Young dan berkata “aku tidak mengerti kenapa mereka mem-bully teman
sendiri (-_-). Kemudian dia menoleh pada Eun Sang dan bertanya apa dia boleh
duduk disini. Kim Tan menyuruh Young Do untuk duduk ditampat lain karena Kim
Tan ingin menikmati makanannya. Young Do bilang kalau dia akhirnya mendapatkan
selera makannya dan dia juga bisa duduk dengan anak baru. Eun Sang yang merasa
tak nyaman memutuskan biar dia saja yang pergi. Eun Sang hendak berdiri tapi
Young Do menarik tangan Eun Sang dan memaksa Eun Sang tetap duduk.
Kim Tan
mencoba bicara baik-baik dengan Young Do agar mereka makan berdua saja, tapi
Young Do tidak mau jika tidak bersama anak baru karena orang-orang yang melihat
akan mengira mereka berkelahi. Kim tan kesal, dia melemparkan sendok. Dentingan
sendok yang jatuh membuat semua murid yang sedang makan disana terkejut dan
serentak melihat ke meja mereka bertiga. Young Do sendiri terlihat acuh, dia
malah memandang Eun Sang dengan menopangkan tangannya dipipi, dia tersenyum dan
menyuruh Eun Sang si pendatang baru untuk makan yang banyak. Eun Sang membalas
“baiklah, ayo kita makan, dank au juga makan yang banyak”. Eun Sang mulai
menyendokan nasi ke mulutnya mencoba mengacuhkan Young do yang masih
memandangnya. young Do terlihat kagum, lalu dia berkata pada Kim Tan “lihatlah
dia, tidak heran aku merasa tertarik padanya”. Kim Tan menunduk dan memegang
dahiya, dia terlihat pusing dengan kelakuan Young Do.
Diruang music, myung Soo, Kim Tan dan beberapa murid sedang mengobrol
dan memainkan alat music. Myung Soo menceritakan studio yang dia buat pada Kim
Tan. jika Kim Tan mau, Tan bisa melihat foto-fotonya yang sedang bersama Lee Bo
Na atau Young Do. Kim Tan tampak tidak bersemangat, tapi dia mencoba menanggapi
perkataan Myung Soo, dia bilang tunjukan foto-foto itu nanti.
Young Do dan 2
temannya masuk. Kim Tan menatap tajam padanya. Young Do meminta teman-temannya
meninggalakan ruangan karena dia perlu bicara dengan Kim Tan. dari tempat
duduknya, Myung Soo mengisyaratkan pada teman-temannya untuk keluar, young Do
melirik pada Myung Soo. Myung Soo kaget “aku juga?” (wkwkwk… padahal tadi dia
udah PD tetep duduk disitu, merasa ga bakal diusir oleh Young Do). Young Do
memberikan Myung Soo pilihan, pergi keluar atau tetap bersama mereka. Tapi kim
Tan bilang, dia tidak percaya pada mereka (myung Soo dan dua teman Young Do).
Myung Soo pun mengerti dan mengajak dua temannya itu keluar.
Setelah tinggal mereka berdua, Kim Tan mengejek Young Do
yang kekanakan karena telah mengusir teman-temannya. Young Do beralasan karena
dia tidak membiarkan mereka mendengar apa yang seharusnya tidak boleh mereka
dengar. Young Do menyindir, sepertinya saat di Amerika, Kim Tan lupa tentang
sejarah kebudayaan dan etika lainnya yang ada di Korea. Dikorea, orang-orang
harus melakukan sesuatu yang disebur dengan meluruskan hierarki untuk
kedamaian, sesuatu yang mereka lakukan juga.
Kim Tan :”apa? Kau ingin berkelahi?”
Young Do tersenyum mengejek :”kita bukan anak berusia 8
tahun, kita sudah berumur 18”
Kim Tan tidak sabar :”lalu apa yang kau inginkan?”
Young Do :”kita tidak bisa pergi kesekolah yang sama, kau
atau aku yangpergi”
Kim Tan tersenyum geli :”aku baru saja pindah kemarin”
Young Do :”pindah saja lagi, aku memberimu kesempatan.
Kesempatan untuk pergi sebelum aku mengatakan kau anak haram”
Kim Tan langsung berdiri dan jalan mendekati Young Do :”aku
masih terlalu muda untuk mengerti kalimat ‘mengalah untuk menang’”
Young Do :”aku terlalu jahat untuk membuat Tan seperti ini’
Kim Tan :”ini sudah terlambat untuk kita berteman”
Young Do :”sudah terlambat untuk menghindar satu sama lain”
Keduanya saling menatap, Kim Tan menatap tajam Young Do,
Young Do menatap Kim Tan dengan seringainya.
Young Do sedang berada di bengkel motor, montir disana tidak
menyetujui permintaan Young Do yang meminta montir itu melakukan sesuatu.
Montir menganggap Yonug Do masih dibawah umur, tapi Young Do memaksanya dengan
alasan dia akan tumbuh dengan cepat, wkwkw.
Seperti biasa, montir dibengkel itu selalu memesan makanan.
Tebak siapa yang datang mengantar delivery nya. Ya, tentu saja Eun Sang. Dan
sudah dipaastikan Young Do melihatnya tapi Eun Sang tidak. Young Do terus
memperhatikan Eun Sang yang sudah keluar dari bengkel, kemudian dia melirik box
makanan yang tercantum nama restaurant tempat Eun Sang bekerja, hmm.. Young Do
tampak memikirkan sesuatu.
Tak lama kemudian, Eun Sang datang lagi mengantar pesanan.
Montir dibengkel itu heran kenapa Eun Sang mengantarkan makanan lagi, mereka
baru saja selesai makan. Eun Sang menjelaskan bahwa seseorang ada yang memesan
makanan lagi untuk diantarkan ke bengkel ini. Eun Sang segera meminta
bayarannya dan menganggap montir itu bercanda. Montir yang lain juga mengatakan
kalau mereka yakin tidak memesan dan bertanya pada Eun Sang, apa EUn Sang yakin
yang memesan itu bengkel mereka. eun Sang juga yakin, tapi untuk lebih pasti
Eun Sang menelepon orang yang memesan tadi. Begitu teleponnya dijawab dan Eun
Sang menanyakan tentang pesanannya, Young Do datang dari arah belakang, dia
juga sedang menelepon, ternyata orang yang memesan makanan itu adalah Young Do.
Young Do masuk ke bengkel, masih diteleponnya, dia berkata : “jadi ini nomor
telepon mu?”. Tentu saja Eun Sang tidak mengerti. Young Do meminta Eun Sang
berbalik, Eun Sang terkejut saat tau apa yang terjadi.
Young Do menutup
teleponnya, Eun Sang pun menurunkan ponselnya dan meminta maaf pada montir
tadi. Young Do membayar pesanannya. Tangan Eun Sang gemetar saat menerimanya.
Young Do berkata bahwa dia tidak pernah membayar untuk mendapatkan nomor
telepon, seharusnya dia bertanya saa pada Ra HAel. Eun Sang meminta Young Do
untuk tidak menghubunginya karena Eun Sang tidak akan menjawab teleponnya. Eun
Sang mengucapkan selamat makan dan hendak pergi tapi Young Do mengancamnya,
jika Eun Sang tidak menyimpan nomornya, maka dia akan bertanya kenapa “new
money’ harus bekerja. Eun Sang tidak tau herus menjawab apa. Dia pergi dengan
wajah yang pucat diiringi tatapan Young Do yang terlihat puas karena menemukan
sedikit petunjuk tentang Eun Sang.
Kim Tan baru pulang sekolah (ko malem ya?). dia memberi
salam pada ayahnya yang sedang berada dihalaman. Seperti biasa, presdir Kim
hanya memberi respon dengan mengatakan ya saja. Awalny Kim Tan eken langsung
pergi, tapi kemudian dia berkata “satu anak kembali, anak yang lain pergi”
(maksudnya saat Kim Ta kembali dari Amerika kembali tinggal dirumah, tapi Kim
Won malah pergi). Presdir Kim
mengiyakan, dan berkata kalau dia menyayangi kedua putranya. Kim Tan membalas:
“tapi tampaknya tak satupun dari kita sepertimu” . Presdir Kim juga tahu akan
hal itu dan memang itulah yang harus dia lalui. Presdir Kim kemudian menyuruh
Tan untuk mengosongkan jadwal Tan besok, kim Tan ingin tau besok ada apa. Presdir
Kim bilang kalau mereka perlu membawa kembali anak yang pergi itu.
Hyun Joo sedang menjenguk Kim Won di hotel, dia membawakan
bubur untuk Won yang sedang kurang sehat, sepertinya Won kelelahan karena
pekerjaannya. Won terus menatap Hyun Jo yang sedang menyiapkan bubur untuknya
(suka deh tatapan Won :D). Hyun Joo
menanyakan apa Won tidak berniat kembali kerumah. Kim Tan beralasan, setidaknya
kalau dia disini, dia bisa melihat Hyun Joo. Berbdea kalau dia berada dirumah,
dia pasti akan memakan bubur yang dimasak oleh pelayan. Hyun Joo langsung
memeriksa suhu tubuh Won, dia berkomentar sepertinya Won bohong soal sakitnya.
Won tersenyum, dia membalasnya :”kalau kau tau aku berbohong, mengapa kau tetap
memasakkan bubur untuk ku? Kau seharusnya membawakanku sesusatu yang enak”.
Hyun Joo bergurau :”mulai sekarang, berhentilah membuatku
melakukan yang seperti ini, aku ingin pergi kencan”
Won :”kau terlalu kejam untuk seseorang yang sedang sakit”
Hyun Joo :”karena kau sakit, kau terlihat lebih mudah, jadi
cepatlah sembuh”
Dari raut muka Won, won terlihat menikmati sekali
kebersamaanya dengan Hyun Joo. Apalagi Won memang kurang kasih sayaang seorang
ibu, jadi Won bisa merasakan hangatnya perhatian Hyun Joo lebih dari seorang
kekasih. Hyun Joo meminta Won segera memakan buburnya, Won mengiyakan dan
menegakkan duduknya. Tapi, suasana hangat yang jarang terjadi itu terganggu
dengan ponsel Won yang berdering. Apalagi raut wajah Won yang terkejut saat
menjawab telepon, lalu dia berkata akan datang dalam waktu 30 menit. Won menutup
teleponnya dang mengatakan pada Hyun Joo kalau dia harus pergi dan meminta Hyun
Joo pulang saja. Hyun Joo bertanya kenapa Won harus bekerja apa ada masalah.
Won menjawab sepertinya begitu. Won langsung bangun dan bercukur, merapikan
rambut dan mengambil baju. Hyun Joo hanya bisa menghela nafas, dia menatap Won
dengan perasaan kecewa. Dia juga memandang bubur yang tidak sempat disentuh
oleh Won. Won mengambil bajunya dilemari, saat dia berbalik, Hyun Joo sudah
tidak ada ditempatnya, won juga terlihat sedih, tapi dia tetap harus pergi. Padahal
jarang-jarang lihat wajah Won setenang itu, biasanya dia tegang terus.
Presdir Kim dan Tan tiba dikantor, sekretaris Yoon menyambut
mereka. Tan menatap sekeliling, mungkin karena semalam ayahnya bilang akan
mengajak Won pulang kerumah, jadi dia heran kenapa jadinya ke kantor, bukan ke
hotel tempat Won menginap. Presdir Kim menanyakan Won, sekretaris Yoon bilang
kalau Won sedang dalam perjalanan kesini, Won langsung berangkat dari hotel dan
mampir ke rumah sakit dulu, karena sedang sakit. Bukannya khawatir dengan
kondisi putranya yang sedang sakit, presdir Kim malah berkomentar, jika Won
sakit, seharusnya pensiun saja seperti dia. Sekretaris Yoon membela Won dengan mengatakan
bahwa ini hari sabtu tapi presdir Kim tidak peduli ini hari apa. Tan menghela
nafas melihat sikap ayahnya itu, dia berbisik kepada sekretaris Yoon kalau dia
akan pergi, tapi ayahnya mendengar dan melarang Tan untuk pergi. Tan bilang
kalau dia ingin menemui kakaknya. Presdir Kim juga bilang kalau mereka disini
juga untuk menemui Won. Tan protes, ayahnya tidak mengatakan akan menemui
kakaknya dikantor. Presdir Kim memotong ucapan Tan. dia blang kalau ini bukan
untuk Won dan juga bukan untuk Tan. ini adalah sesuatu yang harus dilakukan
mereka berdua untuk ayahnya. Selama mereka berdua menjadi putra dibawah group
Jeguk, mereka tidak boleh pergi. Sekretaris Yoon terlihat prihatin melihat
kejadian itu. Dia mengikuti presdir Kim yang melangkah masuk, Tan juga terpaksa
mengikuti mereka. Sepertinya, presdir Kim ini ingin menunjukan kepada para
pemegang saham, bahwa ada penerus yang akan melanjutkan perusahaannya.
Presdir Kim duduk diruang rapat yang masih kosong. Tan duduk
disebelah sekretaris Yoon yang tampak resah menunggu para direksi, dia tak
henti-henti melirik jam tangannya. Pintu terbuka, para direksi pun datang
dengan tergesa-gesa menduduki tempat mereka. mungkin karena ini hari sabtu,
jadi mereka tampak belum siap, beberapa diantara para direksi itu bahkan ada
yang masih sibuk mengancingkan jas mereka. Seorang direksi sempat memberikan
salam, namun presdir Kim acuh tak acuh, Kim Tan yang melihatnya merasa tak
enak.
Setelah semua duduk rapih, seorang direksi masuk. Berbeda dengan para
direksi lain yang sudah rapih mengenakan pakaian resmi, dia masih mengenakan
baju golf. Tentu saja direksi itu terkena sindiran dari presdir Kim :”kau masih
belum berhenti bertaruh pada permainan golf”. Orang itu mengelak kalau itu
adalah bisnis bukan taruhan. Presdir Kim mencibir, bisnis semacam apa itu, lalu
menyuruh direksi itu untuk membaca laporan terlebih dahulu. Direksi itu kaget,
begitu pula dengan direksi yang lain, mereka menghela nafas dan mulai membuka
laporan mereka, sekretaris Yoon menyunggingkan senyum sedikit, sementara Tan
hanya menunduk.
Tak hanya Tan yang harus terjebak dalam rapat yang tidak dia
mengerti, Won lebih parah, dia terjebak macet sehingga dia pasti terlambat
megikuti pertemuan. Won tampak kesal sekali karena dia pasti jadi terlihat
tidak tepat waktu didepan pemilik Jeguk group, ayahnya sendiri.
Won akhirnya tiba di ruang rapat saat salah satu direksi
sedang membacakan laporan tentang project di pulau Jeju. Semua direksi memberi
salam pada Won. Won terkejut mendapati Tan yang sudah berada diruang rapat. Tan
menatap kakaknya itu, sekretaris Yoon memperhatikan keduanya. Presdir Kim
menghentikan rapat, jangankan menyapa, menoleh pada Won pun tidak. Presdir Kim
malah semakin menyulut ketidaksukaan Won pada Tan, yaitu dengan memperkenalkan
Tan sebagai putra keduanya, dia juga bilang kalau dia sengaja membawa Tan hari
ini agar para direksi mengenal wajah Tan. selama presdir Kim memperkenalkannya,
Tan terus menatap ayahnya itu. Kim Won tertegun. Direktur yang terlambat tadi
terkejut :”putra kedua?kalu begitu dia…”
Tan tampak serba salah, tapi dia terpaksa berdiri dan
menyapa semua anggota rapat yang langsung memuji Tan. mereka bilang kalau
presdir Kim pasti bangga karena Tan tampan dan mirip dengan presdir Kim. Kim
Tan juga menyapa direksi yang datang terlambat tadi dengan sebutan paman.
Mungkin orang itu masih saudara, tapi belum jelas, saudara dari nyonya Jung
atau nyonya Han. Karena dia bilang pada Tan kalau hampir saja dia tidak
mengenali Tan karena kakak perempuannya belum mengabrakan kepulangan Tan.
Presdir Kim memotong :”memang sejak kapan kau menerima laporan tentang
keluargaku?”. Orang itu menunduk. Wuiihh tuan Kim ini horror banget sih, semua
orang yang ada disitu seperti melihat hantu, tegang semua. Presdir Kim lalu
memperbolehkan semuanya pulang untuk menikmati hari libur bersama keluarga.
Presdir Kim bilang pada semuanya untuk tidak terlihat terlalu senang saat
dijalan nanti karena rapat telah selesai lebih awal. Semuanya tertawa. Akhirnya
setelah sejak tadi tegang, presdir Kim mengeluarkan gurauannya.
Setelah semuanya pergi, presdir Kim menanyakan Won. Won
bilang dia tidak tau kalau ayahnya akan datang. Presdir Kim lalu meminta Won
untuk tidak terlalu lama tinggal diluar. Tanpa menoleh kearah Won, presdir Kim
meminta sekretaris Yoon untuk mengantar Tan dan dia pulang. Sekretaris Yoon
mengiyakan dan saat dia melewati Won, Won berkata bahwa sekretaris Yoon terlalu
kejam padanya. Sekretaris Yoon berkata dia akan kembali dan memberi salam. Tan
belum keluar dari ruangan itu. Tan meminta agar Won tidak menyalahkan dirinya
karena dia juga datang kesini tanpa sepengetahuannya. Tan menjelaskan kalau sebelumnya, ayahnya hanya
bilang akan menemui Won, jadi Tan mengira bukan pergi kekantor.
Won :”sejak kapan kau melakukan sesuatu dengan sengaja? Kau
tidak pernah tau apapun, kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa
sepengetahuanmu. Lihatlah.. apa yang telah terjadi saat kau melakukan sesuatu
tanpa kau ketahui”
Tan tidak terima, dia mengungkapkan kekesalannya :”kau benar
hyung, tetapi kenapa aku merasa ini tidak adil. Tidak peduli apa yang tidak ku
ketahui dan apa yang tidak ingin aku lakukan, Keberadaanku saja sudah membuatmu
salah faham”
Won
tampak terkejut, dia melirik pada Tan, matanya tampak
memerah. Lalu Tan pamit, dia berjalan keluar meninggalkan Won yang
termenung
sendiri. sepertinya baru kali ini Tanmenungkapkan kekesalannya pada Tan.
selama ini kan, Kim Tan selalu bersikap mengalah pada Won. sementara
Won selalu menganggap sikap Kim Tan itu sebagai rengekan anak kecil.
Tapi Won sekarang melihat kesungguhan Tan yang menunjukan
ketidaksukaannya dengan anggapan Won yang menyangka Kim Tan akan merebut
posisi Won.
Tan makan ditemani nyonya Han. Nyonya Han tampak ceria. Dia
bertanya apa yang dilakukan Tan dikantor, Tan menjawab malas-malasan :”tidak
ada”. Nyonya Han bilang tadi ayahnya mengatakan kalau Tan diikutkan dalam
pertemuan. Tan menghentikan makannya sebentar, dia melarat ucapan ibunya :”aku
tidak ikut dalam rapat, aku hanya menontonnya”. Nyonya Han bersemangat,
menurutnya itu sama saja, dia tidak mengerti sikap Tan yang menunjukan ketidaksukaannya dengan topic
ini. Nyonya Han melanjutkan pertanyaannya, dimana Tan duduk. Tan mengacuhkan pertanyaan
ibunya, dia menuangkan air pada nasinya. Ibunya heran kenapa Tan hanya makan
nasi dengan air saja, padahal banyak makanan yang lain. Tan bilang supaya dia
bisa makan cepat karena dia tidak mau mendengar ibunya (huuftth..). ibunya
kesal :”hey.. kalau begitu aku juga akan cepat bertanya, pertemuan apa tadi?
Apa ayahmu membuatmu mengerjakan sesuatu? Apa dia meminta pendapatmu? siapa
saja yang hadir dirapat itu? Apa Won juga ada? Dimana Won duduk?”.
Tan
membanting sendoknya lalu pergi. Tapi nyonya Han tidak peduli dengan kekesalan
putranya itu. Dia malah terlihat senang karena dia merasa putranya sudah
dikenalkan sebagai penerus Jeguk.
Eun Sang sedang membantu ibunya menjemur seprai, ibu meminta
Eun Sang meneruskan pekerjaannya karena ibu akan memeriksa sup yang sedang
dimasak. Eun Sang melanjutkan menjemur, Tan muncul dan memperhatikannya.
Selesai juga jemurannya. Eun Sang menatap langit, dia bergumam :”cuaca yang
bagus. Ini seperti mengejekku, orang kaya baru di pagi hari dan pelayan di malam
hari. Hidupku berayun sangat cepat”. Eun sang lalu duduk dikursi, dia mengantuk
dan memejamkan matanya.
Tanpa dia ketahui kalau Kim Tan berada di dekatnya dan
mendengarkan kata-katanya. Kim Tan tampak sedih.
Tan kemudian duduk disamping
Eun Sang dan memandanginya (diiringi lagunya Park Jang Hye). Kim Tan melihat
plester ditangan Eun Sang yang terbuka. Dia bangkit dan membetulkannya. Eun
Sang merasakan ada yang memegang tangannya, dia mengira itu ibunya. Masih
tertidur, dia berkata “lima menit lagi bu, aku butuh tidur sebentar sebelum
pergi kerja”.
Eun Sang terbangun, dia kaget dan langsung melihat jam. Dia
lega karena belum terlambat. Saat melihat kesamping, dia heran karena ada
dreamcatcher yang tergantung didekatnya. Eun sang jadi tau kalau tadi Kim Tan ada
disitu juga.
Sementara
Kim Tan sudah berada dikamarnya. Dia melamun ditempat
tidurnya dengan tatapan kosong. Eun Sang memandangi dreamcatcher itu
sambil
sesekali menatap kamar Tan. Kasihan... rumah dengan fasilitas mewahnya,
juga semua warisan yang akan diberikan padanya tidak membuatnya bahagia.
Presdir Lee terlihat galau, dia memandangi ponselnya.
Sepertinya dia sedang menunggu telepon dari seseorang. Dia tersenyum mengingat
kejadian saat sekretaris Yoon menciumnya. Ponselnya berdering, karena panggilan
itu dari nomor tak dikenal, maka dia mengira itu adalah telepon dari sekretaris
Yoon . Dia tersenyum “akhirnya, kau menghubungi juga”. Tapi… senyumnya
menghilang saat dia melihat sekretaris Yoon yang sedang berbicara dengan
petugas hotel. Berarti bukan sekretaris Yoon kan yang meneleponnya. Padahal
udah GR ya, hehehe.
Presdir Lee kesal, dia tidak jadi menjawab teleponnya. Dia
memasukan Ponselnya kedalam tas dengan kasar. Sekretari Yoon akhirnya menyadari
kehadiran presdir Lee, dia menghampirinya.
Sekretaris Yoon :”sering sekali melihatmu”
Presdir Lee :”karena kau sering datang ke hotel ini. aku
dengar presdir Kim tinggal disini”
Sekretaris Yoon :” dan kau jadi sering datang kesini”
Presdir Lee :”jangan berlebihan, sebuah ciuman tidak membuatmu
memiliki hak”
Sekretaria Yoon :”aku tahu”
Presdir Lee :”bagaimana bisa kau tidak meneleponku sama
sekali sejak kejadian itu”
Sekretaris Yoon :”kenapa bukan kau yang meneleponku?”
Presdir Lee :”aku tidak tau nomor mu”
Seretaris Yoon :”sebenarnya untuk seorang presiden RS
International sepertimu tidak sulit untuk mencari tahu nomor teleponku”
Presdir Lee :”untuk alasan apa aku mencari nomor telepon
seorang sekretaris?”
Sekretaris Yoon menyindir bahwa biasanya orang yang banyak
alasanlah yang lebih menginginkanneya (menelepon). Sekretaris Yoon pun pergi.
Hmm.. ibunya Ra Hael ini masih aja gengsi, padahal jelas-jelas dia juga kemarin
membalas ciumannya sekretaris Yoon x_x
Eun Sang pergi kekantor guru, dia menanyakan soal beasiswa
pada gurunya. Eun Sang bertanya jika nilainya bagus, apa dia akan
mendapatkannya. Gurunya malah balik bertanya, apa Eun Sang pikir murid-murid
disini hanya menghabiskan uang dan bersenang-senang, murid-murid disini telah
disiapkan dengan guru les masing-masing, apa Eun Sang yakin bisa bersaing
dengan mereka (guru macam apa ini, belum apa-apa sudah meremehkan kemampuan
muridnya, pantas saja murid-muridnya senang meremehkan orang lain yang tidak
sepadan dengan mereka, jangan ditiru ya *colek buguru @idvie :D). EUn Sang
tidak bisa menjawab. Gurunya lalu memberikan catatan administrasi yang harus
dibayar. Eun Sang heran, bukankah dia dibebaskan dari biaya sekolah. Gurunya
bilang kalau itu bukan biaya sekolah, melainkan biaya ekskul yang harus Eun
Sang pilih seperti tenis, golf dan berkuda. Biaya kegiatan ini tidak ditanggung
oleh sekolah. Eun Sang melihat rincian biaya ekskul. Dia harus membayar 550.000
won untuk setiap semesternya. Gurunya juga bertanya, kapan Eun Sang akan mulai
memakai seragam. Eun Sang keluar dari kantor guru, saat berjalan melewati papan
bulletin, dia melihat pengumuman yang dibuat oleh Hyo Sin tentang perekrutan
program director. Eun Sang tertarik karena disitu ditawarkan beasiswa, Eun Sang
pun menulis nomor telepon yang bisa dihubungi.
Eun Sang menemui Hyo Sin. Eun bilang kalau dia tau banyak
murid yang sudah mengjaukan lamaran untuk program director ini, Eun Sang juga
tau kalau murid-murid itu sudah banyak yang dipersiapkan dengan guru les
masing-masing (heheh, termasuk Hyo Sin juga kan), tapi Eun Sang juga ingin tahu
apakah beasiswa itu bisa diberikan lebih dulu. Hyo Sin tanya kenapa harus
dibayar dimuka. Eun Sang menjelaskan kalau dia membutuhkan uang untuk membayar
seragam.
Hyo Sin tersenyum :”berapa banyak yang kau butuhkan? Kau
mengajukan lamaran pada tim jurnalis untuk mendapatkan uang?”
Eun Sang :”apa? Aku juga tertarik dengan…”
Hyo Sin :”akui saja, kau berbeda dengan kabar yang aku
dengar. Apa kau benar-benar tidak mempunyai uang untuk membeli seragam? padahal
yang aku tau kau adalah orang kaya baru”
Eun Sang berpikir mencari alasan :”aku membeli tas, aku
menghabiskan uang ku untuk membeli barang yang tidak berguna”
Hyo Sin :”dan kau ingin aku memilihmu setelah aku tahu kau
menghamburkan uangmu?”
Eun Sang :”aku gadis yang baik, kecuali untuk hal yang satu
itu (boros), aku juga rajin dalam bekerja”
Hyo Sin :”bagaiman bisa aku tau hal itu?”
Eun Sang :”karena aku tau kau orang yang seperti apa”
Hyo Sin :”okay”
Eun Sang :”aku dengar kau
orang yang baik, apa kau akan memberiku kesempatan mengikuti test?”
Hyo Sin tersenyum.
Sepertinya Hyo Sin memberi kesempatan
pada Eun Sang karena Eun Sang terlihat ceria saat keluar dari ruangan. Eun Sang
berjalan menuju lokernya, dia mendengar keributan dan melihat para murid yang
sedang berkerumun. Eun Sang shock saat tau bahwa keributan itu adalah Young Do
yang sedang mendorong Joon Young. Young Do marah karena Joon Young sudah
melaporkan aksi bullying yang Young Do lakukan pada guru. Young Do mendorong
kepala joon Young berkali-kali. Young Do bertanya, apa Joon Young akan
melakukan hal ini lagi. Joon Young yang ketakutan tidak menjawab. Young Do
semakin kesal. Dia pun memukul kepala Joon Young. Eun Sang terlihat marah tapi
dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Murid yang lain juga hanya bisa menonton. Tan
yang sedang berada didekat lokernya pun berusaha tidak ikut campur dengan
berpura-pura membaca buku. Tapi secara tiba-tiba, Joon Young yang sudah tidak
tahan dengan perlakuan Young Do, memukul Yong Do dengan tasnya. Young Do
menyeringai :”kenapa kau membuat situasi menjadi semakin tidak baik? Apa kau
ingin mati?”. Joon Young membalas dengan berteriak memaki Young Do dan
mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan pindah dan tidak ada alasan lagi untuk
takut pada Young Do. Joon Young ingin memukul Young Do, tapi Young Do
mengeluarkan jurus Judo nya dengan membanting Joon Young kelantai. Semua murid
terpekik.
Young Do menginjak bahu Joon Young, dan dia melihat ada Eun Sang,
Young Do menatap tajam pada Eun Sang dan berkata :”kau seharusnya menahan lebih
lama, aku ingin tau apa yang selanjutnya terjadi” (looh emang apa salah Eun
Sang). Eun Sang gemetar ketakutan. Young Do pergi, setelah sebelumnya
menginjakan kakinya lebih keras pada bahu Joon Young. Kerumunan itupun bubar.
Tapi tidak dengan Eun Sang.
Eun Sang menghampiri Joon Young yang terkapar
dilantai. Dia membantu Joon Young duduk dan menawarkan minum. Tapi Kim Tan
tiba-tiba menarik tangan Eun Sang dan membuang botol minuman Eun Sang sampai
Eun Sang tersandar ke loker. Eun Sang marah, dia tidak mengerti apa yang
dilakukan Kim Tan,
Kim Tan :”apa kau tidak melihat permasalahannya? Jangan ikut
campur”
Eun Sang :”aku tidak ikut campur, aku hanya bertanya apa dia
baik-baik saja”
Kim Tan :”apa kau melihat murid lain bicara padanya selain
kau?”
Eun Sang memperhatikan sekeliling, dia baru sadar kalau tak
ada seorang pun yang peduli pada Joon Young. Kim Tan memperingatkan agar Eun
Sang tidak menunjukan bahwa dirinya berada diposisi yang lemah. Tak jauh dari
situ, tampak Yoo Ra Hael kelihatan kesal melihat mereka berdua.
Yoo Ra Hael berada dikamarnya, dia mengambil formulir
identitas Eun Sang yang dia ambil sewaktu dipesawat dulu. Kemudian dia
menelepon Eun Sang.
Ra Hael :”ini aku, apa kau mengenalku?”
Eun Sang :”apa ini nomormu?”
Ra Hael :”kembalikan name tag ku saat aku masih memintanya
dengan sopan, aku tidak sesabar yang kau lihat”
Eun Sang :”kau bisa mengambilnya sendiri”
Ra HAel :”kau ingin aku datang bersama Kim Tan?”
Eun Sang terpaksa menemui Ra Hael yang sedang berada di
tempat sauna. Ra Hael menanyakan name tag nya, tapi Eun Sang meminta Ra Hael
mengembalikan form identitas milik Eun Sang lagi. Ra Hael menyebut Eun Sang
sebagai wanita jahat yang sombong. Ra Hael bertanya, apa Chan Young tidak
memberitaukan Eun Sang berada di Kelompok sosia yang mana saat disekolah. Eun
Sang tidak takut, dia bilang memangnya kalau Chan Young memberitaunya kenapa,
apa ada yang berubah. Ra HAel menjawab sikap Eun Sang yang harus berubah
sebagai orang kaya baru karena berbeda dengan dirinya yang memang berasal dari
keturunan keluarga kaya. Ra Hael juga meminta Eun Sang untuk tidak berharap
dapat bersama denga Kim Tan karena Ra Hael merasa terhina jika Eun Sang merasa
bisa mendapatkan Kim Tan. Eun Sang membalas, meskipun Ra Hael tidak percaya,
tapi memang bukan itu yang Eun Sang inginkan. Salahnya, Eun Sang memberikan
name tag Ra Hael terlebih dahulu sebelum Ra Hael memberikan form data miliknya.
Karena setelah Ra Hael mengambil neme tagnya, dia berbohong dengan mengatakan
kalau data Eun Sang sudah dia buang ketempat sampah sewaktu di bandara
(aaaarrrgghhhh… dasar licik). Tak hanya sampai disitu, sebelum Ra Hael pergi,
dia melemparkan uang ke meja Eun Sang sebagai imbalan karena Eun Sang telah
bersedia datang menemuinya. Jelas itu penghinaan untuk Eun Sang. Eun Sang hanya
bisa menahan amarahnya.
Eun Sang pergi ke minimarket yang biasa dia datangi. Seperti
biasa, Eun Sang membeli minuman, membayar, keluar, duduk dikursi dan.. tidur.
Gotcha..! ternyata ada Young Do yang seperti biasa juga, dia sedang membuat
ramen disitu. young Do terlihat senang mendapati Eun Sang yang tidudr dikursi,
dia membawa Ramennya dan duduk dihadapan Eun Sang. Young Do mengetuk-ngetuk
meja, tapi Eun Sang tak bereaksi. Young Do mulai memakan ramennya sambil terus
memandangi Eun Sang sambil tersenyum.
Young Do menendang kaki meja untuk
membangunkan Eun Sang. Eun Sang belum bangun juga. Young Do mencoba membangunkan
lagi, dia menendang meja lebih keras dan berkata “hey”. Eun Sang mulai sadar,
dia perlahan membuka matanya, tapi posisinya tidak berubah. Young Do heran
kenapa Eun Sang selalu tidur disini, membuat Young Do jadi khawatir dan ingin
melindunginya. Mungkin karena Eun Sang tau itu Young Do, dia jadi enggan untuk
bangun. Dia memutuskan tidak menanggapinya dan berpura-pura masih tidur.
Ponsel
Young Do berdering. Young Do melihat siapa yang menelepon, nomor yang tidak
dikenal tapi walaupun begitu, Young Do langsung tau kalau itu Tan.
Young Do :”bagaimana kau tau nomorku?”
Kim Tan :”kau juga selalu tau namaku”
Young Do :”oke, ada apa?”
Kim Tan :”apa kau menikmati ramen itu?”
Tentu saja Young Do terkejut, dia langsung tau kalau Tan
sedang berada didekat mereka. Young Do mengedarkan pandangannya, benar saja, my
dear Kim Tan (jangan protes viw, xixixi.. *abaikan) ternyata ada diseberang
jalan.
Kim Tan melihat ke arah Eun Sang, kemudian beralih ke Young Do, mereka
pun berpandangan.
To Be Continued..
Comment :
Dari sikap Kim Tan dihari pertamanya berada di SMU Jeguk,
kita jadi tahu seperti apa sosok Kim Tan dulu. Kim Tan suka membully dan
sombong. Mirip seperti Young Do. Makanya mereka dulu cocok menjadi teman. Di episode
ini belum jelas betul kenapa Young Do memusuhi Kim Tan hanya gara-gara Kim Tan
anak seorang istri simpanan atau anak tidak sah/haram.
Chan Young and Kim Tan, kalau bertemu, keduanya terlihat
sinis tapi mereka kompak melindungi Eun Sang, so sweet..
Berbeda dengan Jan Di di BBF yang berani melawan saat
melihat bullying, Eun Sang harus menahan untuk melakukan itu. Karena banyak
yang harus dia korbankan jika dia berani bertindak sembarangan.
Young Do kalau sedang benar-benar marah tatapannya
menakutkan. Bahkan tatapannya pada Eun Sang pun kadang kelihatan kejam,
meskipun lebih sering terlihat lembut dan geregetan sama Eun Sang hehehe.
Presdir Kim kok jadi bikin anak-anaknya ga akur ya? Hmmmm….
Terima
kasih untuk yang sudah membaca, jangan lupa untuk tidak mengcopy tulisan ini tanpa menyertakan link hidup dari
blog ini, mohon dihargai ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar