Minggu, 08 Desember 2013

Sinopsis The Heirs Episode 6



Hari pertama Kim Tan di SMU Jeguk, membuat siswa-siswa disana heboh. Mereka mengelilingi Kim Tan. Suasana semakin menegangkan saat Kim Tan dan Young Do bertemu. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Tan menyapa Young Do lebih dulu, dia bilang kalau dirinya merindukan Young Do dan meminta Young Do tetap tenang karena dia tidak ingin melakukan apapun padanya. Young Do mengucapkan selamat datang dan meminta Kim Tan menyapanya saja, karena kalau tidak murid-murid yang lain akan terkejut.
Eun Sang yang tidak tahu dengan apa yang terjadi, sedang berjalan sambil menatap ponselnya. Dia sedang serius mengetik SMS untuk Chan Young, sampai-sampai dia tidak menyadari kalau dia telah berjalan menerobos kerumunan itu dan sudah berdiri diantara Kim Tan dan Young Do. Saat Eun Sang mengetik SMS untuk mengabarkan keberadaannya disekolah pada Chan Young, Eun Sang baru menyadari ada keanehan. Dia mengangkat pandangannya dari ponselnya, dia tidak menyangka kalau semua mata tertuju padanya. Dia menoleh kekanan dan kekiri, dia baru tahu kalau ada Kim Tan dan Young Do yang menatapnya, tentunya dia juga melihat tatapan tidak suka dari Ra Hael, dan Bo Na. Ye Sol dan Myung Soo juga pastinya memperhatikan Eun Sang. Termasuk Chan Young yang terlihat cemas.



Young Do bersiul saat melihat Eun Sang dihadapannya, dia merasa Eun Sang seperti hadiah liburan. Kim Tan tanpa basa-basi langsung bertanya kenapa Eun Sang ke sekolah tidak memakai baju seragam, dan hali itu membuat Young Do terkejut karena Young Do tak menyangka bahwa Kim Tan dan Eun Sang sudah saling mengenal. Tak ingin melihat kebingungan temannya, Chan Young langsung menarik tangan Eun Sang dan mengajaknya pergi dari situ. Melihat kejadian itu, Bo Na langsung kesal, dia bilang Eun Sang sangat mengganggu, Ra Hael yang mendengarnya langsung menyetujui ucapan Bo Na, lalu dia menghampiri Young Do dan bertanya apa Young Do sudah selesai menyapa Kim Tan, saat Ra Hael hendak menghampiri Kim Tan dan aka mengajak Tan pergi, Young Do menarik tangan Ra Hael dengan kasar, sambil merangkul bahu Ra HAel, Young Do berkata “kami masih bebicara, adik ku”, Ra Hael berusaha melepaskan diri dari Young Do tapi dia tidak bisa karena cengkeraman Young Do sangat kuat. Young Do melanjutkan ucapannya “kami tidak bisa mengakhiri perbincangan ini tanpa disertai pelukan dan air mata”
Kim Tan :”aku tidak mengerti sebuah pelukan, tapi kau bisa meminta padaku tentang air mata, karena aku akan membuatmu menangis”
Young Do :”lihat, ini mulai terasa menyenangkan, aku akan lebih bersemangat setiap pagi ke sekolah”
Karena Young Do tidak melepaskan ‘rangkulan’nya pada Ra Hael walaupun Ra Hael sudah meronta, Kim Tan akhirnya menarik Ra Hael ke sampingnya. Ra Hael menatap Tan, dia terlhat tidak percaya akan sikap Kim Tan. Masih dengan menatap tajam pada Young Do, Kim Tan berkata :”jika kau merasa khawatir, kau seharusnya mempertimbangkan untuk pindah sekolah, karena aku tidak bisa pindah, eomoni (ibuku) adalah kepala sekolah disini”. Young Do tersenyum mengejek “oohh.. jadi kau mempunyai omma (ibu) dan eomoni? Haruskah aku pergi jauh dihari pertama? Aku hanya senang melihatmu lagi, jadi mari kita tetap saling berteman”. Young Do pergi, diikuti oleh Myung Soo. Kim Tan menghela nafas, dia berusaha menahan amarahnya. Ra HAel mengajak Kim Tan ke suatu tempat untuk bicara, kerumunan pun bubar saat Kim Tan pergi. Hyo Sin yang melihat semua kejadian tadi dari atap hanya bisa tersenyum.

Tinggal Bo Na dan temannya, Kang Ye Sol yang masih memperhatikan kepergian Kim Tan dan Ra Hael.
Ye Sol :”jadi dia Kim Tan yang terkenal jahat itu? Aku dengar dia lebih jahat daripada Young Do, But he’s hot ! (wkwkwk Ye Sol ini saat SMP tidak satu sekolah dengan Tan, Young Do, Ra Hael dan Myung Soo)
Bo Na :”itulah mengapa dia jahat seperti iblis, dia mengganggu orang dengan wajah tampannya” (LOL)
Ye Sol :”bagaimana kau bisa tau?”
Bo Na :”si brengsek itu, cinta pertamaku” (double LOL karen ekspresi Bo Na seperti sedang mengenang masa lalunya bersama Tan)
Ye Sol :”benarkah? Kau pernah berpacaran dengannya? Bagaimana bisa semuanya terjadi diwaktu yang sama?”

Beralih ke Ra Hael dan Tan, Ra Hael berkata kalau seharusnya dia mentraktir Myung Soo, karena jika dia tidak menyebarkan berita tentang kedatangan Kim Tan, maka dai akan terlihat seperti orang bodoh yang tidak tau kedatangan Kim Tan seperti yang lain, padahal dia adalah tunanngannya. Dengan cuek Kim Tan berkata, berikan saja Myung Soo sesuatu. Ra Hael tentu saja kesal (yesss… :D).
Ra Hael :”dia (Eun Sang) pindah ke sekolah ini, apa ini ada hubungannya dengan mu ?”
Kim Tan :”ini tidak ada hubungannya denganku, karena ibuku yang menandatangani surat kepindahannya”
Ra Hael :”maksudku, apa kau yang menginginkan ini terjadi?”
Kim Tan :”sejak kapan pendapatku didengar oleh keluargaku? Aku bertunangan tanpa persetujuanku, Cha Eun Sang pun pindah kesekolah ini tidak ada hubungannya denganku”
Ra Hael :”baiklah, sekarang kita bicara tentang kita saja”
Kim Tan :”dari tadi, kita sudah membicarakan tentang kita”
Huuufftth.. perkataan Tan selalu menohok Ra Hel. Kim Tan pergi meninggalkan Ra Hael yang pastinya terluka.

Chan Young menegur Eun Sang, seharusnya Eun Sang menghubunginya, jadi mereka bisa berangkat sekolah bersama. Eun Sang juga menegur Chan Young karena tidak memberitau kalau sebenarnya Kim Tan adalah putra dari pemilik Jeguk Group.
Chan Young :”jadi, kau sudah tau”
Eun Sang :”kau seharusnya memberitau ku lebih dulu”
Chan Young :”jika akau memberitaumu, apa kau akan pindah dari rumah nya?”
Eun Sang tak dapat menjawab. Chan Young menjelaskan, itulah sebabnya kenapa dia tidak mengatakannya pada Eun Sang.
Dibandingkan dengan apa yang akan Eun Sang hadapi disekolah, siapa sebenarnya Kim Tan itu tidaklah penting. Dengan serius Chan Young bilang dia akan memberitaukan apa yang paling penting. Eun Sang jadi merasa Chan Young sedang menakut-nakutinya karena Chan Young terlihat sangat serius. Chan Young meminta Eun Sang untuk mendengarkannya baik-baik, bahwa disekolah ini terdapat hierarki/level/kasta yang ketat. Eun Sang bingung “hierarki??”.
Chan Young menjelaskan, kelas pertama, kelompok suksesi manajemen, dengan kata lain anak-anak dari keluarga konglomerat, seperti Young Do dan Ra Hael. Kelas kedua, kelompok pewaris saham, mereka tidak ikut serta dalam manajemen, tapi mereka adalah pemegang saham utama, seperti Lee Bo Na. Kelas ketiga, kelompok pewaris kehormatan, anak-anak dari para mentri, politikus, jaksa, pemilik kantor firma hukum dan sebagainya, seperti Myung Soo dan Hyo Sin. Dan kelas keempat atau kelas paling rendah adalah kelompok kesejahteraan social seperti Chan Young dan Eun Sang. Eun Sang heran “kelompok kesejahteraan social?” chan Young membenarkan, itu adalah anak-anak yang mendapatkan beasiswa. Eun Sang masih bingung, menurutnya dia memang pantas menjadi kelas rendah, tapi Chan Young tidak. Chan Young menjelaskan kalau anak seorang sekretaris seperti dia, dalam system kasta termasuk shudra, seorang petani tidak tersentuh. Eun Sang berpikir, kalau  Chan Young saja termasuk seorang yang tidak tersentuh, bagaimana dengan dia. Eun Sang pun mulai ragu apa dia sanggup bertahan disini. Cahn Young menenagkan, setidaknya Eun Sang mempunyai seseorang disisinya, tidak seperti anak-anak lain yang sendirian seperti Chan Young dulu. Dari wajah Eun Sang dan Chan Young terlihat cemas dengan beban yang harus dihadapi. Ponsel Chan Young berbunyi, dia mendapat SMS. Chan Young melirik dan berkata pada Eun Sang “hay anak baru, jau dipanggil kekantor guru. Omong-omong, aku adalah ketus kelas, kau bisa bertanya padaku, jika kau membutuhkan informasi”.  Eun Sang berterima kaasih dan mengajukan pertanyaan pertamanya, dimana letak kantor guru.


Eun Sang tiba dikantor guru. Setelah Eun Sang duduk, guru menjelaskan bahwa Eun Sang bisa mengikuti mata pelajaran yang sudah ada dan Eun Sang bisa mengatur jadwalnya sendiri seperti system kuliah. Lalu gurunya memberikan formulir data siswa. Saat mengisi data orangtua, Eun Sang terlihat ragu, dia kemudian menuliskan ibu rumah tangga untuk pekerjaan ibunya. Guru nya yang memperhatikan Eun Sang dari tadi berkata “kudengar pekerjaan ibu mu adalah pelayan rumah tangga, karena itulah kau dibebaskan dari biaya sekolah” (ko tatapan gurunya kaya merendahkan ya -_-) Eun Sang merasa tidak nyaman dengan perkataan gurunya itu, dia pun menjawab kalau ibunya juga seorang ibu rumah tangga. “umm..oke” kata guru. Lalu gurunya mengajak Eun Sang ke kelas. Kebetulan guru itu akan mengisi pelajaran kelas pertama Eun Sang hari ini.
Ternyata ada Joon Young (anak yang waktu di bully oleh Young Do di episode 1) diruang guru itu yang mendengar pembicaraan Eun Sang dan guru. Dia terlihat bersimpati saat tau kondisi Eun Sang.
Dikelas hari ini, Eun Sang satu kelas dengan Young Do, Kim Tan, Joon Young dan Ye Sol. Eun Sang berdiri di depan kelas. Gurunya memperkenalkan kepada murid lain bahwa Eun Sang adalah murid yang baru saja pindah dan meminta Eun Sang untuk memperkenalkan diri. Mungkin karena murid disini tidak terbiasa bicara dengan bahasa formal, mereka menertawakan Eun Sang saat memulai perkenalan, kecuali Kim Tan dan Young Do. Menyadari hal itu, ia mengulangi perkenalannya dengan mengganti gaya bicaranya. Dalam perkenalannya Eun Sang mengatakan bahwa dia adalah murid biasa dan rata-rata dalam setiap aspek. Dia juga bisa melakukan sesuatu sendiri, jadi dia tidak mengharapkan perhatian atau bantuan yang terlalu banyak dari teman-temannya. Gurunya menyuruh Eun Sang duduk, tapi ada seorang murid yang mengangkat tangan dan bertanya apa alasan Eun Sang pindah kesini. Eun Sang kebingungan harus menjawab apa, semua murid menatap dan menunggu jawaban Eun Sang, termasuk Young Do terlihat ingin tahu. Tapi ada satu murid yang menunjuk tangan dan mengalihkan perhatian. Yup.. Kim Tan mengangkat tangan dan berseru “ada murid pindahan juga disini”, gurunya mengatakan kalau tak ada satupun murid disini yang tidak tahu Kim Tan. Kim Tan beralasan kalau formalitas tidak bisa diabaikan, lalu dia maju kedepan dan meminta Eun Sang minggir karena sekarang adalah gilirannya. Kim Tan menatap Eun Sang dengan dingin, dia memang sengaja berpura-pura tidak mengenal Eun Sang, dan mungkin inilah yang menyebabkan Kim Tan terlihat cemas saat Eun Sang masuk kelas tadi. Melihat sikap Kim Tan, Young Do tahu bahwa Kim Tan sedang melindungi Eun Sang. 

Eun Sang beranjak ke tempat duduknya yang berada dibelakang Joon Young dan tepat dihadapan Ye Sol. Ye Sol melihat Eun Sang dengan tatapan sinis. Sepertinya Ye Sol menyukai Young Do, karena dia menoleh pada Young Do dan tersenyum. Tapi, senyumnya langsung hilang saat melihat Young Do yang tak berkedip memandangi Eun Sang. 
Kim Tan memperkenalkan diri “Aku Kim Tan, kalian tidak akan tau sekolahku yang dulu walaupun aku menyebutkannya. Aku baru kembali dari Amerika, aku juga ingin menikmati sekolah seperti murid biasa dan tanpa masah, mohon kerjasamanya”. Kim Tan menyebutkan kata kerjasama itu sambil menatap tajam pada Young Do, yang balas menatap Kim Tan, sementara Joon Young menoleh kebelakang dengan ragu-ragu, dia khawatir dengan nasib Eun Sang. Huuufftthh… baru perkenalan aja, sekolah ini sudah memperlihatkan kekejamannya.


Nyonya Han berjalan dilorong rumah nya sambil memanggil-manggil ibu Eun Sang. Nyonya Han masuk kekamar mandi dan dia sangat terkejut karena mendapati ibu Eun Sang yang sedang membersihkan bath-tub dengan berpakaian minim ala Jeon Do Yeon dalam film Housemaid. Nyonya Han bertanya mengapa ibu Eun Sang berpakaian seperti itu saat bersih-bersih. Ibu Eun Sang menjawab dengan menuliskan “untuk merubah suasana hati”. LOL.. hahahah.
Nyonya Han :”bagaimana dengan mood ku? Apa kau sedang merasa menjadi bintang film? Dari semua film, mengapa film itu yang kau pilih?”
Ibu Eun Sang menunduk. Nyonya Han menghela nafas, kemudian dia menanyakan apa ibu Eun Sang melihat bajunya, blus krem yang hanya ada 2 di Korea dan hanya dimilki oleh nyonya Han dan Jeon Ji Hyun (double LOL).  Ibu Eun Sang menulis “Dry Cleaning Only” (triple LOL, wahahaha). Nyonya Han kecewa, karena dia merasa tidak percaya diri kalau tidak memakai baju itu. 
Nyonya Han mengunjungi galeri lukisan milik nyonya Jung. Dia melihat satu lukisan dan berkomentar meremehkan “apa dia mengerti seni?”. Dia tersenyum saat melihat nyonya Jung datang menghampirinya.
Nyonya Jung marah-marah :”apa kau gila? Kau pikir kau sedang berada dimana?”
Nyonya Han :”aku disini sebagai orang tua yang bersemangat ingin melihat kepala sekolah anaknya”
Nyonya Jung :”bersemangat apa?”
Nyonya Han :”ini adalah hari pertama Tan bersekolah, pasti terjadi keributan”
Nyonya Jung :”apa kau kehilangan pikiranmu? Aku sudah menjadikan mu nyonya dirumah, jadi tinggallah dirumah! Kenapa kau berkeliaran diluar? Apa kau tidak tau bahwa kita berdua tidak boleh terlihat bersama?”
Nyonya Han :” apa aku tidak boleh menikmati udara segar? Memangnya siapa aku? Rapunzel?” (heuheuheu..)
Nyonya Jung :”pergilah ke sungai Han jika ingin menikmati udara segar, kau harus tau dimana tempatmu, ini galeri seni!”
Nyonya Han mencibir, dia menyindir kalau dia pergi ke sungai Han, mungkin akan ada seseorang yang mendorongnya, jadi dia tidak bisa pergi kesana. Nyonya Jung kesal, dia hendak menampar nyonya Han lagi, nyonya Han mundur dan menunjukan bahwa dia mempunyai surat dokter yang akan dia gunakan untuk menuntut nyonya Han merebut surat dokter itu dari tangan nyonya Han dan membacanya. Disitu tertulis depresi, cepat panic dan takut jika berhadapan dengan orang/anthrophobia.
Nyonya Jung :”bicara tentang anthrophobia, apa aku bukan orang?”
Nyonya Han :”secara teknis bukan, kau harus tinggi 168 cm untuk bisa dipanggil orang” (wuiihh mentang-mentang nyonya Jung pendek yak)
Nyonya Jung :”lalu apa achropobia akan ada jika seseorang tidak dapat menuntut? Tuntut saja aku, kau tidak akan mendapatkan achropobia, pastikan kau melakukan itu, ok? Pergilah! ”
Nyonya Han :”apa kau pikir aku tidak akan melakukannya? Jika aku tidak menuntutmu, aku akan memukulmu”  
Nyonya Jung bertambah marah, dia melemparkan surat dokter itu ke wajah nyonya Han dan mengusirnya. 
Aaahh.. cara ngetuk pintunya aja keren :D
Di studio broadcasting, Hyo Sin sedang menulis pengumuman untuk merekrut anggota baru yang mau menjadi program director atau produser. Kim Tan datang, dia masuk kemudian mengetuk pintu (hehe.. ini kebiasaan Kim Tan, saat Eun Sang menginap dirumah Kim Tan yang di Amerika, dia pernah masuk kamar Eun Sang, masuk dulu baru mengetuk pintu *just info untuk yang belum membaca episode 2). Hyo Sin menegur Kim Tan, kenapa juga Kim Tan harus repot-repot mengetuk pintu. Kim Tan meminta Hyo Sin untuk bersikap ramah padanya, atau setidaknya Hyo Sin berdiri untuk menyambutnya karena mereka sudah tidak lama bertemu.

 Hyo Sin berdiri, dia tersenyum mengejek dan merentangkan tangannya “kenapa? Apa kau ingin aku peluk?’ Kim Tan menghindar.
Kim Tan :”apa semua baik-baik saja? Apa kau masih pintar?”
Hyo Sin :”tentu saja, apa kau kembali untuk tinggal disini?
Kim Tan :”aku sedang memakai seragam, jadi tentu saja aku kembali untuk tinggal, studio ini cukup besar untuk ukuran SMU”
Hyo Sin :”ini semua berkat kekayaan ayahmu”


Hyo Sin menawarkan apa Kim Tan berminat menjadi Produser. Tapi Kim Tan dengan PD nya mengatakan bahwa wajahnya terlalu tampan untuk menjadi seorang produser. Tiba-tiba Bo Na masuk, tapi langsung berbalik saat melihat Kim Tan. Kim Tan menyapa Bo Na dengan menanyakan kabarnya. Bo Na menjawab dengan sinis dan hanya menoleh sedikit. Kim Tan bertanya lagi dimana Chan Young sekarang, Bo Na berteriak kalau Chan Young tidak salah apa-apa lalu dia keluar dengan membanting pintu. Kim Tan bingung, memangnya dia juga salah apa.

Ternyata Bo Na mengira Kim Tan akan berkelahi dengan Chan Young untuk merebutkan dirinya, qiqiqi. Bo Na mengungkapkan kekhawatirannya (atau kepedeannya? Wkwk) itu pada Ye Sol. Ye Sol acuh tak acuh mendengar Bo Na nyerocos dalam bahasa Inggris “I mean, why did he show up? I just wanted to put everything behind us because past is just past. Gosh, I hate him so much but he’s so hot” (he’s so hot? I am agree with you, Le Bo Na.. wkwkwk *abaikan). Tapi sayangnya Ye Sol tidak setuju, menurut dia Young Do kelihatan lebih keren saat mereka bertemu tadi. Bo Na hendak protes, tapi Myung Soo datang, dia menanyakan pada Bo Na dan Ye Sol tentang anak baru di sekolah mereka. Myung Soo merasa tidak asing dengannya. Ye Sol komentar, mungkin Myung Soo pernah melihat murid baru itu di club. Eun Sang kebetulan datang hendak mencari lokernya, Myung Soo memanggilnya “hey, anak baru”. Myung Soo bertanya apa Eun Sang masih ingat namanya si mata air segar di Jeguk. Eun Sang tak perlu repot-repot mengingat nama Myung Soo, dia cukup melihat name tag yang menempel diseragam. Eun Sang menjawab “Jo Myung Soo”. Myung Soo langsung memuji kepintaran Eun Sang yang masih ingat namanya (duuhh Myung Soo). Myung Soo juga bangga kalau dia tau nama Eun Sang, lalu dia menanyakan anak seperti apa Eun Sang itu. Eun Sang tidak mengerti maksudnya. Myung Soo menjelaskan kalau ada murid yang muncul tiba-tiba, hanya ada dua kemungkinan, dari kelompok kesejahteraan social atau new money alias orang kaya baru. Eun Sang bingung lagi harus menjawab apa, dia melirik pada Bo Na, tapi Bo Na malah menyuruh Eun Sang menjawabnya sendiri.

Ra Hael yang sejak tadi berada didekat mereka heran saat tau Bo Na mengenal Eun Sang. Bo Na bilang dia tidak akan memberitaukan siapa Eun Sang kepada Ra Hael karena Ra Hael juga tidak memberitau soal kedatangan Kim Tan. Ye Sol juga tak kalah heran, Eun Sang baru saja pindah tapi Kim Tan, Young Do, Bo Na dan Chan Young sudah mengenalnya, Ra Hael juga sangat membenci Eun Sang. Ye Sol mengulang pertanyaan Myung Soo, siapa sebenarnya Eun Sang ini. Lagi-lagi Eun Sang kebingungan. Tiga pasang mata menatapnya, penasaran dengan jawaban Eun Sang. Namun, rasa pensaran mereka terjawab dengan teriakan dari seseorang yang memanggil Eun Sang “new money”. Yaa.. sekali lagi Kim Tan menyelamatkan Eun Sang dengan memberitaukan kepada yang lain bahwa Eun Sang adalah orang kaya baru. Myung Soo langsung percaya pada Kim Tan, karena melihat penampilan Eun Sang yang terlihat biasa, Myung Soo merasa Eun Sang belum tau cara menghabiskan uang. Bo Na mencibir, dia tidak setuju dengan sebutan itu. Kim Tan kemudian menyuruh Eun Sang untuk berjalan mengikutinya. Kim Tan berjalan lebih dulu, dia menyangka Eun Sang mengikutinya, tapi ketika berbalik, Eun Sang malah berjalan berlawanan arah meninggalkan Kim Tan. Kim Tan hanya bisa memandang Eun Sang tak percaya.

Eun Sang memilih berjalan sendiri dihalaman sekolah. Dia berjalan di jembatan. Young Do juga sedang sendiri disitu. dia melihat Eu Sang yang berjalan sambil melamun. Young Do dengan sengaja menjulurkan kakinya, sehingga Eun Sang tersandung dan hampir terjatuh. Yup, Eun Sang hanya hampir terjatuh, karena walaupun Young Do yang membuat EUn Sang tersandung, tapi Young Do juga lah yang dengan sigap memegang tangan Eun Sang agar tidak terjatuh.
Young Do tersenyum :”kau tidak apa-apa?”
Eun Sang :”kau yang membuatku tersandung!”
Young Do mengaku bahwa dia memang sengaja membuat EUn Sang terjatuh agar bisa memegang tangan Eun Sang. Eun Sang langsung menarik tangannya dan berkata kalu Young Do aneh.
Young Do :”hanya aneh? Tidak menakutkan?”
Eun Sang :”kenap aku harus takut padamu?”
Young Do (wajahnya mulai berubah menjadi serius) :”karena aku akan membuatmu tersandung lagi dan lagi. Biarkan aku memberimu pertanyaan lain. Kau harus menjawabnya kali ini. Apa hubunganmu dengan Kim Tan?”
Eun Sang :”jika kau tertarik padanya, kenapa kau tidak bertanya langsung padanya?”
Young Do :”oh, aku lupa memberitau mu, mulai hari ini kau adalah milk ku”

Eun Sang tidak mengerti. Young Do menjelaskan kalau EUn Sang akan menjadi “shuttle” atau orang yang akan dia bully, Young Do menanyakan lagi bagaimana EUn Sang bisa mengenal Kim Tan. Kim Tan datang dan berkata “apa urusanmu dia mengenalku atau tidak, tanyakan saja padaku langsung”. Kim Tan beralih pada Eun Sang, dia bertanya kenapa Eun Sang malah pergi padahal tadi Kim Tan bilang kalau mereka perlu bicara. Kim Tan meminta Eun Sang untuk tidak menghindar lagi dan menyuruh Eun Sang pergi lebih dulu. Setelah Eun Sang pergi, Young Do berkata kalau dia hanya ngin berteman dengan Eun Sang tapi Kim Tan malah ikut campur. Kim Tan membalas : “kau lebih baik tidak punya teman, kenapa harus repot-repot berteman jika nanti kau akan menyingkirkannya. Kim Tan pun pergi menyusul Eun Sang dan meninggalkan Young Do yang terlihat kesal.

 
Eun Sang dan Kim Tan bicara. Eun Sang membelakangi Kim Tan.
Kim Tan :”apa kau akan terus menghindariku?”
Eun Sang :”bagaimana bisa? Bahkan saat aku pulang pun kau ada disana”
Kim Tan :”aku tidak sengaja menyembunyikan itu (identitas Eun Sang)”
Eun Sang :”hal itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa semua itu sulit untuk ku”
Kim Tan :”apa kau menangis?”

Eun Sang berbalik menghadap Kim Tan :”bisakah kau mendukungku dengan berpura-pura tidak mengenalku? Aku sungguh-sungguh ingin lulus dari sekolah ini dan membutuhkan ijazah dari sini. Tapi, baru hari pertama saja aku sudah mengalami hal yang buruk. Apa yang kau pikirkan saat kau menjadikan ku orang kaya baru?”
Kim Tan :’kau tidak suka menjadi orang kaya baru? Haruskah aku menjadikanmu chaebol (keturunan orang kaya/konglomerat:?”
Eun Sang :”aku sedang serius saat ini”
Kim Tan :”apa kau pikir aku bercanda? Aku hanya ingin membuat kehidupan sekolahmu normal”
Eun Sang :”apa menjadi orang kaya baru itu disebut normal? Jika mereka mengetahui yang sebenarnya…”
Kim Tan :’tinggallah disisiku, jika kau berada disisiku, tidak akan terjadi apa-apa. Dan jangan dekat-dekat dengan Choi Young Do”
Eun Sang :”tidak, alasan Choi Young Do bicara padaku dan alasan para gadis menatap tidak suka padaku adalah karena kau. Mereka pun memperhatikan pembicaraan kita sekarang, jadi bukan Choi Young Do yang harus kuhindari, tapi kau”
Eun Sang pergi meninggalkan kim Tan yang terlihat kecewa. Kim Tan menelepon Chan Young dan mengajaknya bertemu sepulang sekolah. 

Kim Tan menemui Chan Young ditempat yang biasa digunakan Myung Soo dan kawan-kawan berkumpul. Kim Tan menanyakn tempat apa ini. Chan young menjelaskan kalau ini studio a.k.a tempat nongkrongnya Myung Soo. Kim Tan baru tahu kalau Myung Soo suka nongkrong selain di club. Kim Tan bertanya apa yang sedang Chan Young lakukan. Chan young bilang kalau dia sedang memparbaiki komputernya Myung Soo.
Kim Tan :”kau mengerti computer?”
Chan Young :”lumayan, lalu ada perlu apa kau menemuiku?”
Kim Tan :”apa kau tau kalau Eun Sang tinggal dirumahku?”
Chan Young :”eun Sang juga tau kalau dia tinggal dirumahmu”
Kim Tan meminta Chan Young untuk tidak mengatakan pada murid lain soal Eun Sang yang mendapat beasiswa atau tentang hubungan Kim Tan dan Eun Sang dan juga semua identitas Eun Sang. Chan Young merasa tersinggung karena dia sudah berteman selama sepuluh tahun dengan Eun Sang jadi tanpa diminta pun, Chan Young akan melakukannya lebih dulu. Kim Tan mambalas :”teman berpotensi menjadi musuh karena mereka terlalu banyak tau satu sama lain, itulah dunia yang aku alami”
Tiba-tiba Bo Na masuk, melihat Kim Tan dan Chan Young yang terlihat sedang berbicara serius, Bo na langsung pura-pura menelepon temannya dan cepat-cepat keluar lagi. Hal itu membuat Chan Young tersenyum geli. Kim Tan berkomentar kalau Bo Na sepertinya belum bisa melupakannya. Chan Young menyindir “apa orang-orang menghindari truck sampah karena mereka tidak bisa melupakannya?”Kim Tan :”apa? Truck sampah?” (hehehe.. Chan Young cara bicaranya mirip sekretaris Yoon).
Eun Sang pulang dan masuk kekamarnya. Dia langsung menuju meja belajarnya dan membuka buku tanpa menyapa ibunya. Ibu Eun Sang menghampirinya dan menanyakan bagaimana hari pertama EUn Sang disekolah. Tapi Eun Sang malah mengajak ibunya keluar dari rumah ini dan berusaha mendapatkan pinjaman. Ibu Eun Sang meminta EUn Sang untuk bersekolah saja dan jengan berbicara yang tidak-tidak. Eun Sang tidak peduli soal sekolah dan tetap tmengajak ibunya meninggalkan kamarnya yang sempit yang membuatnya merasa seperti buronan. Eun Sang akan berusaha mendapatkan dua pekerjaan paruh waktu lagi agar bisa membayar sewa rumah. Ibu memperingatkan Eun Sang untuk tidak berpikir dan bermimpi tentang hal itu, karena selama ini ibunya sudah mencoba bekerja di restaurant tapi selalu dipecat sebelum tiga bulan karena dia bisu. tidak ada yang mau menerima ibu nya karena dia tidak bisa bicara.
Eun Sang putus asa :”apa itu salahku jika ibu tidak bisa bicara?”
ibu Eun Sang :”lalu, apa ini salah ibu juga?”
Eun Sang mulai menangis dan merasa ini tidak adil. Mengapa mereka harus hidup seperti ini tanpa masa depan. Ibu Eun Sang juga hanya bisa termenung sedih.

Tan sedang mondar-mandir digudang anggur, dia tampak memikirkan sesuatu. Merasa ada yang datang, dia cepat-cepat sembunyi. Eun sang masuk sambil membawa netbook. Setelah duduk ditempat biasa dan memutar music dari netbooknya, dia mencoba mencari diinternet soal seragam jeguk bekas. Tapi tidak ada yang menjualnya. Eun Sang merasa sedih, dia termenung sambil mendengarkan music, tidak tau apa yang harus dilakukannya. Tan yang ada dibalik rak, merasakan kesedihan Eun Sang. 


Tan memutuskan untuk mengirim SMS pada Eun Sang. Tan menulis “bisakah aku menemuimu sebentar?” Eun Sang membalas “kau ada dimana”. Kim Tan tiba-tiba melongokan kepalanya sambil berkata “disini” dan tentu saja membuat Eun Sang berteriak kaget.
Eun Sang :”kenapa kau bersembunyi? Kau membuat ku takut”
Kim Tan :”kau lah yang lambat menyadarainya, apa kau tidak melihat lingkaran cahaya disana?”
Eun Sang :”sudah berapa lama kau disana? Apa kau pernah melakukan ini sebelumnya?”
Kim Tan :”kenapa kau bertanya? Tentu saja pernah”
Eun Sang :”kapan?”
Kim Tan :”kenapa? Apa kau melakukan sesuatu yang dilarang?”










Kim Tan memegang tangan Eun Sang dan mendekatkan ke hidungnya. Kim Tan berkata kalau Eun Sang tidak merokok, apa Eun Sang membicarakan Kim Tan dibelakangnya. Eun Sang terlihat gugup dan cepat-cepat menarik tangannya. Eun Sang meminta Kim Tan pergi, tapi Kim Tan malah meminta Eun Sang untuk makan siang bersamanya saat disekolah besok. Eun Sang bilang apa Kim Tan tidak mendengar perkataannya tadi, Eun Sang akan merasa lebih baik jika Kim Tan bisa bekerja sama. “kalau begitu pindah saja lagi ke sekolah lamamu atau berpura-pura menjadi ‘new money’ sampai kau lulus dan tetaplah berada didekatku” ujar Kim Tan. Eun Sang ingin protes, tapi Kim Tan menegaskan untuk tetap makan siang bersamanya besok.


Keesokan harinya saat makan siang, eun Sang duduk disalah satu meja yang kosong sambil mendengarkan earphone. Joon Young menghampiri EUn Sang dan mengusir Eun Sang karena ini adalah tempatnya. Eun Sang melepaskan Earphonenya. Dia tidak mau pindah karena dimeja ini tidak tertlis nama Joon Young. Eun Sang hendak memasangkan earphonenya lagi, tapi Joon Young tahu kalu Eun Sang sebenarnya sedang tidak mendengarkan music. Eun Sang bertanya, bagaimana joon Young bisa tau, joon Young meminta Eun Sang mengecilkan suaranya. Joon Young berbicara pelan, dia bilang murid yang lain memang mengira Eun Sang adalah orang kaya baru, tapi Joon Young tau yang sebenarnya karena dia mendengar saat Eun Sang di kantor guru. Joon Young juga tau pekerjaan ibu Eun Sang, jadi dia memperingatkan Eun Sang untuk tidak mengungkapkan identitas EUn Sang sendiri karena ditempat ini tidak ada yang peduli dengan hati nurani. Mereka hanya tertarik jika EUn Sang menderita karena ditindas. Joon Young berharap Eun Sang bisa bertahan, walaupun dia sendiri tidak bisa melakukan itu, karena sebentar lagi Joon Young akan segera pindah sekolah dari sini. 

Young Do dan konconya (2 orang yang sama yang mem-bully Joon Young di episode 1). Joon Young langsung mendorong Eun Sang dan berpura-pura bertindak kasar dengan mengusir Eun Sang. 2 teman Young Do langsung menghampiri Joon Young dengen berada di sisi kanan dan kirinya, keduanya mendudukan Joon Young dengan paksa. Sementara Young Do duduk dihadapan Joon Young. Eun Sang yang masih berdiri dekat meja, melihat mereka mulai mem_bully Joon Young. Salah satu dari mereka bertanya apa Eun Sang butuh sesuatu atau ingin makan bersama mereka, Young Do tersenyum dan bilang kalau Young Do tidak keberatan Eun Sang gabung bersama mereka. Awalnya EUn Sang berbalik, berlagak cuek, namun baru saja berjalan beberapa langkah EUn Sang mendengar mereka melempari Joon Young dengan kacang dan kentang. Eun Sang berbalik dan menegur apa yang sedang mereka lakukan. Tapi sebelum Eun Sang menghampiri mereka, Kim Tan muncul dan menarik tangan EUn Sang. Kim Tan mengingatkan Eun Sang kalau dia sudah bilang Eun Sang harus makan bersamanya. Eun Sang menolak, dia berusaha melepaskan diri. Young Do memperhatikan mereka berdua. 

Kim Tan mendudukan Eun Sang disalah satu meja dan bertanya apa Eun Sang ingin makan bersama mereka. Kim Tan meminta Eun Sang untuk makan saja jika dia ingin menyelesaikan sekolah tanpa masalah. Eun Sang bertanya apa itu alasan engapa Kim Tan ingin makan bersamanya. Kim Tan membenarkan, seharusnya Eun Sang mendengarkan dia. Eun Sang heran, bagaimana Kim Tan bisa tau hal ini padahal Kim Tan juga anak baru disini. Kim Tan menghela nafas dan mengaku kalau sebenarnya dia yang memulainya sewaktu masih sekolah disini, Dulu Kim Tan adalah salah satu dari mereka. Sekarang Kim Tan menyesali perbuatannya itu. Eun Sang masih terkejut dengan yang baru saja doa dengar, tiba-tiba Young Do datang meletakan piring disebelah Eun Sang, Young Do duduk sambil melihat ke arah Joon Young dan berkata “aku tidak mengerti kenapa mereka mem-bully teman sendiri (-_-). Kemudian dia menoleh pada Eun Sang dan bertanya apa dia boleh duduk disini. Kim Tan menyuruh Young Do untuk duduk ditampat lain karena Kim Tan ingin menikmati makanannya. Young Do bilang kalau dia akhirnya mendapatkan selera makannya dan dia juga bisa duduk dengan anak baru. Eun Sang yang merasa tak nyaman memutuskan biar dia saja yang pergi. Eun Sang hendak berdiri tapi Young Do menarik tangan Eun Sang dan memaksa Eun Sang tetap duduk.

Kim Tan mencoba bicara baik-baik dengan Young Do agar mereka makan berdua saja, tapi Young Do tidak mau jika tidak bersama anak baru karena orang-orang yang melihat akan mengira mereka berkelahi. Kim tan kesal, dia melemparkan sendok. Dentingan sendok yang jatuh membuat semua murid yang sedang makan disana terkejut dan serentak melihat ke meja mereka bertiga. Young Do sendiri terlihat acuh, dia malah memandang Eun Sang dengan menopangkan tangannya dipipi, dia tersenyum dan menyuruh Eun Sang si pendatang baru untuk makan yang banyak. Eun Sang membalas “baiklah, ayo kita makan, dank au juga makan yang banyak”. Eun Sang mulai menyendokan nasi ke mulutnya mencoba mengacuhkan Young do yang masih memandangnya. young Do terlihat kagum, lalu dia berkata pada Kim Tan “lihatlah dia, tidak heran aku merasa tertarik padanya”. Kim Tan menunduk dan memegang dahiya, dia terlihat pusing dengan kelakuan Young Do. 

Diruang music, myung Soo, Kim Tan dan beberapa murid sedang mengobrol dan memainkan alat music. Myung Soo menceritakan studio yang dia buat pada Kim Tan. jika Kim Tan mau, Tan bisa melihat foto-fotonya yang sedang bersama Lee Bo Na atau Young Do. Kim Tan tampak tidak bersemangat, tapi dia mencoba menanggapi perkataan Myung Soo, dia bilang tunjukan foto-foto itu nanti. 

Young Do dan 2 temannya masuk. Kim Tan menatap tajam padanya. Young Do meminta teman-temannya meninggalakan ruangan karena dia perlu bicara dengan Kim Tan. dari tempat duduknya, Myung Soo mengisyaratkan pada teman-temannya untuk keluar, young Do melirik pada Myung Soo. Myung Soo kaget “aku juga?” (wkwkwk… padahal tadi dia udah PD tetep duduk disitu, merasa ga bakal diusir oleh Young Do). Young Do memberikan Myung Soo pilihan, pergi keluar atau tetap bersama mereka. Tapi kim Tan bilang, dia tidak percaya pada mereka (myung Soo dan dua teman Young Do). Myung Soo pun mengerti dan mengajak dua temannya itu keluar.
Setelah tinggal mereka berdua, Kim Tan mengejek Young Do yang kekanakan karena telah mengusir teman-temannya. Young Do beralasan karena dia tidak membiarkan mereka mendengar apa yang seharusnya tidak boleh mereka dengar. Young Do menyindir, sepertinya saat di Amerika, Kim Tan lupa tentang sejarah kebudayaan dan etika lainnya yang ada di Korea. Dikorea, orang-orang harus melakukan sesuatu yang disebur dengan meluruskan hierarki untuk kedamaian, sesuatu yang mereka lakukan juga.

Kim Tan :”apa? Kau ingin berkelahi?”
Young Do tersenyum mengejek :”kita bukan anak berusia 8 tahun, kita sudah berumur 18”
Kim Tan tidak sabar :”lalu apa yang kau inginkan?”
Young Do :”kita tidak bisa pergi kesekolah yang sama, kau atau aku yangpergi”
Kim Tan tersenyum geli :”aku baru saja pindah kemarin”
Young Do :”pindah saja lagi, aku memberimu kesempatan. Kesempatan untuk pergi sebelum aku mengatakan kau anak haram”
Kim Tan langsung berdiri dan jalan mendekati Young Do :”aku masih terlalu muda untuk mengerti kalimat ‘mengalah untuk menang’”
Young Do :”aku terlalu jahat untuk membuat Tan seperti ini’
Kim Tan :”ini sudah terlambat untuk kita berteman”
Young Do :”sudah terlambat untuk menghindar satu sama lain”
Keduanya saling menatap, Kim Tan menatap tajam Young Do, Young Do menatap Kim Tan dengan seringainya.


Young Do sedang berada di bengkel motor, montir disana tidak menyetujui permintaan Young Do yang meminta montir itu melakukan sesuatu. Montir menganggap Yonug Do masih dibawah umur, tapi Young Do memaksanya dengan alasan dia akan tumbuh dengan cepat, wkwkw.
Seperti biasa, montir dibengkel itu selalu memesan makanan. Tebak siapa yang datang mengantar delivery nya. Ya, tentu saja Eun Sang. Dan sudah dipaastikan Young Do melihatnya tapi Eun Sang tidak. Young Do terus memperhatikan Eun Sang yang sudah keluar dari bengkel, kemudian dia melirik box makanan yang tercantum nama restaurant tempat Eun Sang bekerja, hmm.. Young Do tampak memikirkan sesuatu.

Tak lama kemudian, Eun Sang datang lagi mengantar pesanan. Montir dibengkel itu heran kenapa Eun Sang mengantarkan makanan lagi, mereka baru saja selesai makan. Eun Sang menjelaskan bahwa seseorang ada yang memesan makanan lagi untuk diantarkan ke bengkel ini. Eun Sang segera meminta bayarannya dan menganggap montir itu bercanda. Montir yang lain juga mengatakan kalau mereka yakin tidak memesan dan bertanya pada Eun Sang, apa EUn Sang yakin yang memesan itu bengkel mereka. eun Sang juga yakin, tapi untuk lebih pasti Eun Sang menelepon orang yang memesan tadi. Begitu teleponnya dijawab dan Eun Sang menanyakan tentang pesanannya, Young Do datang dari arah belakang, dia juga sedang menelepon, ternyata orang yang memesan makanan itu adalah Young Do. Young Do masuk ke bengkel, masih diteleponnya, dia berkata : “jadi ini nomor telepon mu?”. Tentu saja Eun Sang tidak mengerti. Young Do meminta Eun Sang berbalik, Eun Sang terkejut saat tau apa yang terjadi. 

Young Do menutup teleponnya, Eun Sang pun menurunkan ponselnya dan meminta maaf pada montir tadi. Young Do membayar pesanannya. Tangan Eun Sang gemetar saat menerimanya. Young Do berkata bahwa dia tidak pernah membayar untuk mendapatkan nomor telepon, seharusnya dia bertanya saa pada Ra HAel. Eun Sang meminta Young Do untuk tidak menghubunginya karena Eun Sang tidak akan menjawab teleponnya. Eun Sang mengucapkan selamat makan dan hendak pergi tapi Young Do mengancamnya, jika Eun Sang tidak menyimpan nomornya, maka dia akan bertanya kenapa “new money’ harus bekerja. Eun Sang tidak tau herus menjawab apa. Dia pergi dengan wajah yang pucat diiringi tatapan Young Do yang terlihat puas karena menemukan sedikit petunjuk tentang Eun Sang.


Kim Tan baru pulang sekolah (ko malem ya?). dia memberi salam pada ayahnya yang sedang berada dihalaman. Seperti biasa, presdir Kim hanya memberi respon dengan mengatakan ya saja. Awalny Kim Tan eken langsung pergi, tapi kemudian dia berkata “satu anak kembali, anak yang lain pergi” (maksudnya saat Kim Ta kembali dari Amerika kembali tinggal dirumah, tapi Kim Won malah pergi).  Presdir Kim mengiyakan, dan berkata kalau dia menyayangi kedua putranya. Kim Tan membalas: “tapi tampaknya tak satupun dari kita sepertimu” . Presdir Kim juga tahu akan hal itu dan memang itulah yang harus dia lalui. Presdir Kim kemudian menyuruh Tan untuk mengosongkan jadwal Tan besok, kim Tan ingin tau besok ada apa. Presdir Kim bilang kalau mereka perlu membawa kembali anak yang pergi itu. 

Hyun Joo sedang menjenguk Kim Won di hotel, dia membawakan bubur untuk Won yang sedang kurang sehat, sepertinya Won kelelahan karena pekerjaannya. Won terus menatap Hyun Jo yang sedang menyiapkan bubur untuknya (suka deh tatapan Won :D).  Hyun Joo menanyakan apa Won tidak berniat kembali kerumah. Kim Tan beralasan, setidaknya kalau dia disini, dia bisa melihat Hyun Joo. Berbdea kalau dia berada dirumah, dia pasti akan memakan bubur yang dimasak oleh pelayan. Hyun Joo langsung memeriksa suhu tubuh Won, dia berkomentar sepertinya Won bohong soal sakitnya. Won tersenyum, dia membalasnya :”kalau kau tau aku berbohong, mengapa kau tetap memasakkan bubur untuk ku? Kau seharusnya membawakanku sesusatu yang enak”.
Hyun Joo bergurau :”mulai sekarang, berhentilah membuatku melakukan yang seperti ini, aku ingin pergi kencan”
Won :”kau terlalu kejam untuk seseorang yang sedang sakit”
Hyun Joo :”karena kau sakit, kau terlihat lebih mudah, jadi cepatlah sembuh”

Dari raut muka Won, won terlihat menikmati sekali kebersamaanya dengan Hyun Joo. Apalagi Won memang kurang kasih sayaang seorang ibu, jadi Won bisa merasakan hangatnya perhatian Hyun Joo lebih dari seorang kekasih. Hyun Joo meminta Won segera memakan buburnya, Won mengiyakan dan menegakkan duduknya. Tapi, suasana hangat yang jarang terjadi itu terganggu dengan ponsel Won yang berdering. Apalagi raut wajah Won yang terkejut saat menjawab telepon, lalu dia berkata akan datang dalam waktu 30 menit. Won menutup teleponnya dang mengatakan pada Hyun Joo kalau dia harus pergi dan meminta Hyun Joo pulang saja. Hyun Joo bertanya kenapa Won harus bekerja apa ada masalah. Won menjawab sepertinya begitu. Won langsung bangun dan bercukur, merapikan rambut dan mengambil baju. Hyun Joo hanya bisa menghela nafas, dia menatap Won dengan perasaan kecewa. Dia juga memandang bubur yang tidak sempat disentuh oleh Won. Won mengambil bajunya dilemari, saat dia berbalik, Hyun Joo sudah tidak ada ditempatnya, won juga terlihat sedih, tapi dia tetap harus pergi. Padahal jarang-jarang lihat wajah Won setenang itu, biasanya dia tegang terus.

Presdir Kim dan Tan tiba dikantor, sekretaris Yoon menyambut mereka. Tan menatap sekeliling, mungkin karena semalam ayahnya bilang akan mengajak Won pulang kerumah, jadi dia heran kenapa jadinya ke kantor, bukan ke hotel tempat Won menginap. Presdir Kim menanyakan Won, sekretaris Yoon bilang kalau Won sedang dalam perjalanan kesini, Won langsung berangkat dari hotel dan mampir ke rumah sakit dulu, karena sedang sakit. Bukannya khawatir dengan kondisi putranya yang sedang sakit, presdir Kim malah berkomentar, jika Won sakit, seharusnya pensiun saja seperti dia. Sekretaris Yoon membela Won dengan mengatakan bahwa ini hari sabtu tapi presdir Kim tidak peduli ini hari apa. Tan menghela nafas melihat sikap ayahnya itu, dia berbisik kepada sekretaris Yoon kalau dia akan pergi, tapi ayahnya mendengar dan melarang Tan untuk pergi. Tan bilang kalau dia ingin menemui kakaknya. Presdir Kim juga bilang kalau mereka disini juga untuk menemui Won. Tan protes, ayahnya tidak mengatakan akan menemui kakaknya dikantor. Presdir Kim memotong ucapan Tan. dia blang kalau ini bukan untuk Won dan juga bukan untuk Tan. ini adalah sesuatu yang harus dilakukan mereka berdua untuk ayahnya. Selama mereka berdua menjadi putra dibawah group Jeguk, mereka tidak boleh pergi. Sekretaris Yoon terlihat prihatin melihat kejadian itu. Dia mengikuti presdir Kim yang melangkah masuk, Tan juga terpaksa mengikuti mereka. Sepertinya, presdir Kim ini ingin menunjukan kepada para pemegang saham, bahwa ada penerus yang akan melanjutkan perusahaannya.

Presdir Kim duduk diruang rapat yang masih kosong. Tan duduk disebelah sekretaris Yoon yang tampak resah menunggu para direksi, dia tak henti-henti melirik jam tangannya. Pintu terbuka, para direksi pun datang dengan tergesa-gesa menduduki tempat mereka. mungkin karena ini hari sabtu, jadi mereka tampak belum siap, beberapa diantara para direksi itu bahkan ada yang masih sibuk mengancingkan jas mereka. Seorang direksi sempat memberikan salam, namun presdir Kim acuh tak acuh, Kim Tan yang melihatnya merasa tak enak. 

Setelah semua duduk rapih, seorang direksi masuk. Berbeda dengan para direksi lain yang sudah rapih mengenakan pakaian resmi, dia masih mengenakan baju golf. Tentu saja direksi itu terkena sindiran dari presdir Kim :”kau masih belum berhenti bertaruh pada permainan golf”. Orang itu mengelak kalau itu adalah bisnis bukan taruhan. Presdir Kim mencibir, bisnis semacam apa itu, lalu menyuruh direksi itu untuk membaca laporan terlebih dahulu. Direksi itu kaget, begitu pula dengan direksi yang lain, mereka menghela nafas dan mulai membuka laporan mereka, sekretaris Yoon menyunggingkan senyum sedikit, sementara Tan hanya menunduk.
Tak hanya Tan yang harus terjebak dalam rapat yang tidak dia mengerti, Won lebih parah, dia terjebak macet sehingga dia pasti terlambat megikuti pertemuan. Won tampak kesal sekali karena dia pasti jadi terlihat tidak tepat waktu didepan pemilik Jeguk group, ayahnya sendiri.

 






Won akhirnya tiba di ruang rapat saat salah satu direksi sedang membacakan laporan tentang project di pulau Jeju. Semua direksi memberi salam pada Won. Won terkejut mendapati Tan yang sudah berada diruang rapat. Tan menatap kakaknya itu, sekretaris Yoon memperhatikan keduanya. Presdir Kim menghentikan rapat, jangankan menyapa, menoleh pada Won pun tidak. Presdir Kim malah semakin menyulut ketidaksukaan Won pada Tan, yaitu dengan memperkenalkan Tan sebagai putra keduanya, dia juga bilang kalau dia sengaja membawa Tan hari ini agar para direksi mengenal wajah Tan. selama presdir Kim memperkenalkannya, Tan terus menatap ayahnya itu. Kim Won tertegun. Direktur yang terlambat tadi terkejut :”putra kedua?kalu begitu dia…”

Tan tampak serba salah, tapi dia terpaksa berdiri dan menyapa semua anggota rapat yang langsung memuji Tan. mereka bilang kalau presdir Kim pasti bangga karena Tan tampan dan mirip dengan presdir Kim. Kim Tan juga menyapa direksi yang datang terlambat tadi dengan sebutan paman. Mungkin orang itu masih saudara, tapi belum jelas, saudara dari nyonya Jung atau nyonya Han. Karena dia bilang pada Tan kalau hampir saja dia tidak mengenali Tan karena kakak perempuannya belum mengabrakan kepulangan Tan. Presdir Kim memotong :”memang sejak kapan kau menerima laporan tentang keluargaku?”. Orang itu menunduk. Wuiihh tuan Kim ini horror banget sih, semua orang yang ada disitu seperti melihat hantu, tegang semua. Presdir Kim lalu memperbolehkan semuanya pulang untuk menikmati hari libur bersama keluarga. Presdir Kim bilang pada semuanya untuk tidak terlihat terlalu senang saat dijalan nanti karena rapat telah selesai lebih awal. Semuanya tertawa. Akhirnya setelah sejak tadi tegang, presdir Kim mengeluarkan gurauannya. 

Setelah semuanya pergi, presdir Kim menanyakan Won. Won bilang dia tidak tau kalau ayahnya akan datang. Presdir Kim lalu meminta Won untuk tidak terlalu lama tinggal diluar. Tanpa menoleh kearah Won, presdir Kim meminta sekretaris Yoon untuk mengantar Tan dan dia pulang. Sekretaris Yoon mengiyakan dan saat dia melewati Won, Won berkata bahwa sekretaris Yoon terlalu kejam padanya. Sekretaris Yoon berkata dia akan kembali dan memberi salam. Tan belum keluar dari ruangan itu. Tan meminta agar Won tidak menyalahkan dirinya karena dia juga datang kesini tanpa sepengetahuannya. Tan  menjelaskan kalau sebelumnya, ayahnya hanya bilang akan menemui Won, jadi Tan mengira bukan pergi kekantor.

Won :”sejak kapan kau melakukan sesuatu dengan sengaja? Kau tidak pernah tau apapun, kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanmu. Lihatlah.. apa yang telah terjadi saat kau melakukan sesuatu tanpa kau ketahui”
Tan tidak terima, dia mengungkapkan kekesalannya :”kau benar hyung, tetapi kenapa aku merasa ini tidak adil. Tidak peduli apa yang tidak ku ketahui dan apa yang tidak ingin aku lakukan, Keberadaanku saja sudah membuatmu salah faham”

Won tampak terkejut, dia melirik pada Tan, matanya tampak memerah. Lalu Tan pamit, dia berjalan keluar meninggalkan Won yang termenung sendiri. sepertinya baru kali ini Tanmenungkapkan kekesalannya pada Tan. selama ini kan, Kim Tan selalu bersikap mengalah pada Won. sementara Won selalu menganggap sikap Kim Tan itu sebagai rengekan anak kecil. Tapi Won sekarang melihat kesungguhan Tan yang menunjukan ketidaksukaannya dengan anggapan Won yang menyangka Kim Tan akan merebut posisi Won.


Tan makan ditemani nyonya Han. Nyonya Han tampak ceria. Dia bertanya apa yang dilakukan Tan dikantor, Tan menjawab malas-malasan :”tidak ada”. Nyonya Han bilang tadi ayahnya mengatakan kalau Tan diikutkan dalam pertemuan. Tan menghentikan makannya sebentar, dia melarat ucapan ibunya :”aku tidak ikut dalam rapat, aku hanya menontonnya”. Nyonya Han bersemangat, menurutnya itu sama saja, dia tidak mengerti sikap Tan  yang menunjukan ketidaksukaannya dengan topic ini. Nyonya Han melanjutkan pertanyaannya, dimana Tan duduk. Tan mengacuhkan pertanyaan ibunya, dia menuangkan air pada nasinya. Ibunya heran kenapa Tan hanya makan nasi dengan air saja, padahal banyak makanan yang lain. Tan bilang supaya dia bisa makan cepat karena dia tidak mau mendengar ibunya (huuftth..). ibunya kesal :”hey.. kalau begitu aku juga akan cepat bertanya, pertemuan apa tadi? Apa ayahmu membuatmu mengerjakan sesuatu? Apa dia meminta pendapatmu? siapa saja yang hadir dirapat itu? Apa Won juga ada? Dimana Won duduk?”. 

Tan membanting sendoknya lalu pergi. Tapi nyonya Han tidak peduli dengan kekesalan putranya itu. Dia malah terlihat senang karena dia merasa putranya sudah dikenalkan sebagai penerus Jeguk.

Eun Sang sedang membantu ibunya menjemur seprai, ibu meminta Eun Sang meneruskan pekerjaannya karena ibu akan memeriksa sup yang sedang dimasak. Eun Sang melanjutkan menjemur, Tan muncul dan memperhatikannya. Selesai juga jemurannya. Eun Sang menatap langit, dia bergumam :”cuaca yang bagus. Ini seperti mengejekku, orang kaya baru di pagi hari dan pelayan di malam hari. Hidupku berayun sangat cepat”. Eun sang lalu duduk dikursi, dia mengantuk dan memejamkan matanya. 

Tanpa dia ketahui kalau Kim Tan berada di dekatnya dan mendengarkan kata-katanya. Kim Tan tampak sedih.

Tan kemudian duduk disamping Eun Sang dan memandanginya (diiringi lagunya Park Jang Hye). Kim Tan melihat plester ditangan Eun Sang yang terbuka. Dia bangkit dan membetulkannya. Eun Sang merasakan ada yang memegang tangannya, dia mengira itu ibunya. Masih tertidur, dia berkata “lima menit lagi bu, aku butuh tidur sebentar sebelum pergi kerja”.

Eun Sang terbangun, dia kaget dan langsung melihat jam. Dia lega karena belum terlambat. Saat melihat kesamping, dia heran karena ada dreamcatcher yang tergantung didekatnya. Eun sang jadi tau kalau tadi Kim Tan ada disitu juga. 

Sementara Kim Tan sudah berada dikamarnya. Dia melamun ditempat tidurnya dengan tatapan kosong. Eun Sang memandangi dreamcatcher itu sambil sesekali menatap kamar Tan. Kasihan... rumah dengan fasilitas mewahnya, juga semua warisan yang akan diberikan padanya tidak membuatnya bahagia.

Presdir Lee terlihat galau, dia memandangi ponselnya. Sepertinya dia sedang menunggu telepon dari seseorang. Dia tersenyum mengingat kejadian saat sekretaris Yoon menciumnya. Ponselnya berdering, karena panggilan itu dari nomor tak dikenal, maka dia mengira itu adalah telepon dari sekretaris Yoon . Dia tersenyum “akhirnya, kau menghubungi juga”. Tapi… senyumnya menghilang saat dia melihat sekretaris Yoon yang sedang berbicara dengan petugas hotel. Berarti bukan sekretaris Yoon kan yang meneleponnya. Padahal udah GR ya, hehehe.
Presdir Lee kesal, dia tidak jadi menjawab teleponnya. Dia memasukan Ponselnya kedalam tas dengan kasar. Sekretari Yoon akhirnya menyadari kehadiran presdir Lee, dia menghampirinya.
Sekretaris Yoon :”sering sekali melihatmu”
Presdir Lee :”karena kau sering datang ke hotel ini. aku dengar presdir Kim tinggal disini”
Sekretaris Yoon :” dan kau jadi sering datang kesini”
Presdir Lee :”jangan berlebihan, sebuah ciuman tidak membuatmu memiliki hak”
Sekretaria Yoon :”aku tahu”
Presdir Lee :”bagaimana bisa kau tidak meneleponku sama sekali sejak kejadian itu”
Sekretaris Yoon :”kenapa bukan kau yang meneleponku?”
Presdir Lee :”aku tidak tau nomor mu”
Seretaris Yoon :”sebenarnya untuk seorang presiden RS International sepertimu tidak sulit untuk mencari tahu nomor teleponku”
Presdir Lee :”untuk alasan apa aku mencari nomor telepon seorang sekretaris?”
Sekretaris Yoon menyindir bahwa biasanya orang yang banyak alasanlah yang lebih menginginkanneya (menelepon). Sekretaris Yoon pun pergi. Hmm.. ibunya Ra Hael ini masih aja gengsi, padahal jelas-jelas dia juga kemarin membalas ciumannya sekretaris Yoon x_x


Eun Sang pergi kekantor guru, dia menanyakan soal beasiswa pada gurunya. Eun Sang bertanya jika nilainya bagus, apa dia akan mendapatkannya. Gurunya malah balik bertanya, apa Eun Sang pikir murid-murid disini hanya menghabiskan uang dan bersenang-senang, murid-murid disini telah disiapkan dengan guru les masing-masing, apa Eun Sang yakin bisa bersaing dengan mereka (guru macam apa ini, belum apa-apa sudah meremehkan kemampuan muridnya, pantas saja murid-muridnya senang meremehkan orang lain yang tidak sepadan dengan mereka, jangan ditiru ya *colek buguru @idvie :D). EUn Sang tidak bisa menjawab. Gurunya lalu memberikan catatan administrasi yang harus dibayar. Eun Sang heran, bukankah dia dibebaskan dari biaya sekolah. Gurunya bilang kalau itu bukan biaya sekolah, melainkan biaya ekskul yang harus Eun Sang pilih seperti tenis, golf dan berkuda. Biaya kegiatan ini tidak ditanggung oleh sekolah. Eun Sang melihat rincian biaya ekskul. Dia harus membayar 550.000 won untuk setiap semesternya. Gurunya juga bertanya, kapan Eun Sang akan mulai memakai seragam. Eun Sang keluar dari kantor guru, saat berjalan melewati papan bulletin, dia melihat pengumuman yang dibuat oleh Hyo Sin tentang perekrutan program director. Eun Sang tertarik karena disitu ditawarkan beasiswa, Eun Sang pun menulis nomor telepon yang bisa dihubungi.
Eun Sang menemui Hyo Sin. Eun bilang kalau dia tau banyak murid yang sudah mengjaukan lamaran untuk program director ini, Eun Sang juga tau kalau murid-murid itu sudah banyak yang dipersiapkan dengan guru les masing-masing (heheh, termasuk Hyo Sin juga kan), tapi Eun Sang juga ingin tahu apakah beasiswa itu bisa diberikan lebih dulu. Hyo Sin tanya kenapa harus dibayar dimuka. Eun Sang menjelaskan kalau dia membutuhkan uang untuk membayar seragam.

Hyo Sin tersenyum :”berapa banyak yang kau butuhkan? Kau mengajukan lamaran pada tim jurnalis untuk mendapatkan uang?”
Eun Sang :”apa? Aku juga tertarik dengan…”
Hyo Sin :”akui saja, kau berbeda dengan kabar yang aku dengar. Apa kau benar-benar tidak mempunyai uang untuk membeli seragam? padahal yang aku tau kau adalah orang kaya baru”
Eun Sang berpikir mencari alasan :”aku membeli tas, aku menghabiskan uang ku untuk membeli barang yang tidak berguna”
Hyo Sin :”dan kau ingin aku memilihmu setelah aku tahu kau menghamburkan uangmu?”
Eun Sang :”aku gadis yang baik, kecuali untuk hal yang satu itu (boros), aku juga rajin dalam bekerja”
Hyo Sin :”bagaiman bisa aku tau hal itu?”
Eun Sang :”karena aku tau kau orang yang seperti apa”
Hyo Sin :”okay”
Eun Sang :”aku dengar kau  orang yang baik, apa kau akan memberiku kesempatan mengikuti test?”
Hyo Sin tersenyum. 

Sepertinya Hyo Sin memberi kesempatan pada Eun Sang karena Eun Sang terlihat ceria saat keluar dari ruangan. Eun Sang berjalan menuju lokernya, dia mendengar keributan dan melihat para murid yang sedang berkerumun. Eun Sang shock saat tau bahwa keributan itu adalah Young Do yang sedang mendorong Joon Young. Young Do marah karena Joon Young sudah melaporkan aksi bullying yang Young Do lakukan pada guru. Young Do mendorong kepala joon Young berkali-kali. Young Do bertanya, apa Joon Young akan melakukan hal ini lagi. Joon Young yang ketakutan tidak menjawab. Young Do semakin kesal. Dia pun memukul kepala Joon Young. Eun Sang terlihat marah tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. 

Murid yang lain juga hanya bisa menonton. Tan yang sedang berada didekat lokernya pun berusaha tidak ikut campur dengan berpura-pura membaca buku. Tapi secara tiba-tiba, Joon Young yang sudah tidak tahan dengan perlakuan Young Do, memukul Yong Do dengan tasnya. Young Do menyeringai :”kenapa kau membuat situasi menjadi semakin tidak baik? Apa kau ingin mati?”. Joon Young membalas dengan berteriak memaki Young Do dan mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan pindah dan tidak ada alasan lagi untuk takut pada Young Do. Joon Young ingin memukul Young Do, tapi Young Do mengeluarkan jurus Judo nya dengan membanting Joon Young kelantai. Semua murid terpekik. 

Young Do menginjak bahu Joon Young, dan dia melihat ada Eun Sang, Young Do menatap tajam pada Eun Sang dan berkata :”kau seharusnya menahan lebih lama, aku ingin tau apa yang selanjutnya terjadi” (looh emang apa salah Eun Sang). Eun Sang gemetar ketakutan. Young Do pergi, setelah sebelumnya menginjakan kakinya lebih keras pada bahu Joon Young. Kerumunan itupun bubar. Tapi tidak dengan Eun Sang. 

Eun Sang menghampiri Joon Young yang terkapar dilantai. Dia membantu Joon Young duduk dan menawarkan minum. Tapi Kim Tan tiba-tiba menarik tangan Eun Sang dan membuang botol minuman Eun Sang sampai Eun Sang tersandar ke loker. Eun Sang marah, dia tidak mengerti apa yang dilakukan Kim Tan,
Kim Tan :”apa kau tidak melihat permasalahannya? Jangan ikut campur”
Eun Sang :”aku tidak ikut campur, aku hanya bertanya apa dia baik-baik saja”
Kim Tan :”apa kau melihat murid lain bicara padanya selain kau?”
Eun Sang memperhatikan sekeliling, dia baru sadar kalau tak ada seorang pun yang peduli pada Joon Young. Kim Tan memperingatkan agar Eun Sang tidak menunjukan bahwa dirinya berada diposisi yang lemah. Tak jauh dari situ, tampak Yoo Ra Hael kelihatan kesal melihat mereka berdua.

Yoo Ra Hael berada dikamarnya, dia mengambil formulir identitas Eun Sang yang dia ambil sewaktu dipesawat dulu. Kemudian dia menelepon Eun Sang.
Ra Hael :”ini aku, apa kau mengenalku?”
Eun Sang :”apa ini nomormu?”
Ra Hael :”kembalikan name tag ku saat aku masih memintanya dengan sopan, aku tidak sesabar yang kau lihat”
Eun Sang :”kau bisa mengambilnya sendiri”
Ra HAel :”kau ingin aku datang bersama Kim Tan?”
Eun Sang terpaksa menemui Ra Hael yang sedang berada di tempat sauna. Ra Hael menanyakan name tag nya, tapi Eun Sang meminta Ra Hael mengembalikan form identitas milik Eun Sang lagi. Ra Hael menyebut Eun Sang sebagai wanita jahat yang sombong. Ra Hael bertanya, apa Chan Young tidak memberitaukan Eun Sang berada di Kelompok sosia yang mana saat disekolah. Eun Sang tidak takut, dia bilang memangnya kalau Chan Young memberitaunya kenapa, apa ada yang berubah. Ra HAel menjawab sikap Eun Sang yang harus berubah sebagai orang kaya baru karena berbeda dengan dirinya yang memang berasal dari keturunan keluarga kaya. Ra Hael juga meminta Eun Sang untuk tidak berharap dapat bersama denga Kim Tan karena Ra Hael merasa terhina jika Eun Sang merasa bisa mendapatkan Kim Tan. Eun Sang membalas, meskipun Ra Hael tidak percaya, tapi memang bukan itu yang Eun Sang inginkan. Salahnya, Eun Sang memberikan name tag Ra Hael terlebih dahulu sebelum Ra Hael memberikan form data miliknya. Karena setelah Ra Hael mengambil neme tagnya, dia berbohong dengan mengatakan kalau data Eun Sang sudah dia buang ketempat sampah sewaktu di bandara (aaaarrrgghhhh… dasar licik). Tak hanya sampai disitu, sebelum Ra Hael pergi, dia melemparkan uang ke meja Eun Sang sebagai imbalan karena Eun Sang telah bersedia datang menemuinya. Jelas itu penghinaan untuk Eun Sang. Eun Sang hanya bisa menahan amarahnya.


Eun Sang pergi ke minimarket yang biasa dia datangi. Seperti biasa, Eun Sang membeli minuman, membayar, keluar, duduk dikursi dan.. tidur. Gotcha..! ternyata ada Young Do yang seperti biasa juga, dia sedang membuat ramen disitu. young Do terlihat senang mendapati Eun Sang yang tidudr dikursi, dia membawa Ramennya dan duduk dihadapan Eun Sang. Young Do mengetuk-ngetuk meja, tapi Eun Sang tak bereaksi. Young Do mulai memakan ramennya sambil terus memandangi Eun Sang sambil tersenyum. 

Young Do menendang kaki meja untuk membangunkan Eun Sang. Eun Sang belum bangun juga. Young Do mencoba membangunkan lagi, dia menendang meja lebih keras dan berkata “hey”. Eun Sang mulai sadar, dia perlahan membuka matanya, tapi posisinya tidak berubah. Young Do heran kenapa Eun Sang selalu tidur disini, membuat Young Do jadi khawatir dan ingin melindunginya. Mungkin karena Eun Sang tau itu Young Do, dia jadi enggan untuk bangun. Dia memutuskan tidak menanggapinya dan berpura-pura masih tidur.

Ponsel Young Do berdering. Young Do melihat siapa yang menelepon, nomor yang tidak dikenal tapi walaupun begitu, Young Do langsung tau kalau itu Tan.
Young Do :”bagaimana kau tau nomorku?”
Kim Tan :”kau juga selalu tau namaku”
Young Do :”oke, ada apa?”
Kim Tan :”apa kau menikmati ramen itu?”

Tentu saja Young Do terkejut, dia langsung tau kalau Tan sedang berada didekat mereka. Young Do mengedarkan pandangannya, benar saja, my dear Kim Tan (jangan protes viw, xixixi.. *abaikan) ternyata ada diseberang jalan. 

Kim Tan melihat ke arah Eun Sang, kemudian beralih ke Young Do, mereka pun berpandangan.
To Be Continued..

 
Comment :
Dari sikap Kim Tan dihari pertamanya berada di SMU Jeguk, kita jadi tahu seperti apa sosok Kim Tan dulu. Kim Tan suka membully dan sombong. Mirip seperti Young Do. Makanya mereka dulu cocok menjadi teman. Di episode ini belum jelas betul kenapa Young Do memusuhi Kim Tan hanya gara-gara Kim Tan anak seorang istri simpanan atau anak tidak sah/haram.
Chan Young and Kim Tan, kalau bertemu, keduanya terlihat sinis tapi mereka kompak melindungi Eun Sang, so sweet..
Berbeda dengan Jan Di di BBF yang berani melawan saat melihat bullying, Eun Sang harus menahan untuk melakukan itu. Karena banyak yang harus dia korbankan jika dia berani bertindak sembarangan.
Young Do kalau sedang benar-benar marah tatapannya menakutkan. Bahkan tatapannya pada Eun Sang pun kadang kelihatan kejam, meskipun lebih sering terlihat lembut dan geregetan sama Eun Sang hehehe.
Presdir Kim kok jadi bikin anak-anaknya ga akur ya? Hmmmm….



Terima kasih untuk yang sudah membaca, jangan lupa untuk tidak mengcopy tulisan ini tanpa menyertakan link hidup dari blog ini, mohon dihargai ya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar